Merawat bayi baru lahir merupakan sebuah tugas yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari orang tua. Karena bayi yang baru lahir masih sangat rentan dan mudah terkena penyakit. Oleh karena itu, penting bagi Mams sebagai orang tua untuk mengetahui cara merawat bayi baru lahir dengan benar.

Cara Merawat Bayi Baru Lahir dengan Tepat dan Benar

Sebagai orangtua baru, merawat bayi baru lahir memang bukan tugas yang mudah, Namun, Jika Mams sudah mendapat pengetahuan soal cara merawat bayi baru lahir, Mams perlahan pasti bisa melakukannya. Nah berikut tips dan cara merawat bayi baru lahir yang perlu Mams ketahui.

1. Lakukan Kontak Skin to Skin

kontak skin ibu dan bayi
Ilustrasi cara merawat bayi baru lahir foto : canva

Cara merawat bay baru lahir pertama adalah Lakukakn kontak kulit antara ibu dan bayi baru lahir dengan teknik skin to skin dapat membantu memelihara suhu tubuh bayi yang stabil. Selain itu, kontak kulit juga dapat membantu bayi dalam mencari puting ibu untuk memulai inisiasi menyusui dini dan menerima ASI pertama yang disebut kolostrum. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, skin to skin sangat dianjurkan untuk dilakukan pada saat bayi baru lahir.

Untuk melakukannya, Mams dapat meletakkan bayi telungkup di dada atau perut. Pastikan kulit Mams dan bayi saling bersentuhan, sehingga bayi dapat merasakan kehangatan dan kelembutan. Skin to skin dapat dilakukan selama 30-60 menit setelah bayi lahir, dan jika bayi belum mulai menyusu setelah satu jam, Mams dapat mendekatkan bayi ke puting untuk memulai proses menyusui.

2. Merawat Tali Pusar Bayi dengan Benar

Merawat Tali Pusar Bayi
Merawat Tali Pusar Bayi Foto : Canva

Tali pusar bayi yang baru lahir akan mengering dan terlepas dengan sendirinya pada usia 7 hari. Namun, Mams harus tetap memperhatikan kebersihan tali pusar bayi agar terhindar dari infeksi. Tali pusar bayi tidak memerlukan perawatan khusus dan tidak perlu diberikan obat atau dicuci dengan sabun.

Mams dapat merawat tali pusar bayi dengan menjaganya tetap kering dan bersih. Hindari agar tali pusar bayi tidak terkena air seni atau feses, dan lap dengan waslap yang direndam dengan air bersih jika terdapat kotoran. Pastikan Mams mencuci tangan terlebih dahulu sebelum membersihkan tali pusar bayi, dan segera konsultasikan dengan dokter jika terdapat tanda-tanda infeksi seperti kemerahan atau bengkak pada tali pusar ataupun kulit di sekitarnya, atau berbau busuk dan terlihat nanah.

3. Menyusui Bayi dengan Teknik yang Tepat

menyusui bayi
Ilustrasi menyusui bayi foto : Canva

Menyusui bayi dengan benar adalah kunci untuk memberikan nutrisi yang baik bagi bayi dan menjaga kesehatannya. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda lapar seperti menggeliat atau menghisap jari-jari, Mams harus memberikan ASI eksklusif sesuai keinginan bayi dan tidak menunda-nunda waktu menyusui.

Selama menyusui, pastikan bayi berada dalam posisi yang nyaman dan benar. Bayi harus ditempatkan dengan kepala dan badan dalam satu garis lurus, dan mulut bayi harus melekat pada puting Mams secara tepat agar tidak terlalu lebar atau terlalu dalam.

4. Pantau Pertumbuhan Berat Badan Bayi

berat badan bayi
Ilustrasi berat badan bayi foto : canva

Salah satu tugas penting dalam merawat bayi baru lahir adalah memantau berat badannya. Saat lahir, bayi memiliki banyak cairan tubuh dan cenderung mengalami penurunan berat badan sebesar 1/10 dari berat saat lahir selama lima hari pertama. Akan tetapi, Mams tak perlu khawatir karena berat badan bayi akan kembali normal dalam lima hari berikutnya. Pada hari kesepuluh, berat badan bayi biasanya sudah kembali seperti saat pertama kali dilahirkan.

Selanjutnya, bayi akan tumbuh dengan cepat, terutama selama masa pertumbuhan pada hari ketujuh sampai kesepuluh dan pada minggu ketiga sampai keenam. Rata-rata pertumbuhan berat badan bayi berkisar 20-30 gram per hari hingga usia satu bulan. Pada usia tersebut, berat badan bayi normalnya sudah mencapai 4 kilogram.

5. Pahami Waktu Tidur Bayi

bayi tidur
Ilustrasi bayi tidur foto : Canva

Cara merawat bay baru lahir selanjutnya dengan memahami pola waktu tidur bayi, Waktu tidur sangat penting bagi perkembangan bayi. Dalam sehari, bayi bisa tidur hingga 20 jam, yang terbagi dalam 20 menit hingga empat jam. Mams dapat membuat suhu kamar sejuk namun tidak terlalu dingin atau panas serta memberikan ventilasi yang cukup untuk kenyamanannya.

Penting untuk menempatkan bayi tidur dalam posisi telentang untuk mencegah terjadinya sindrom kematian mendadak (SIDS). Pastikan bayi tidur dengan alas yang rata dan tidak terlalu lembut. Hindari penggunaan benda yang dapat menutup area kepala bayi.

6. Memandikan Bayi dengan Benar

Memandikan bayi
Ilustrasi memandikan bayi foto : canva

Saat bayi yang baru lahir sebenarnya belum perlu dimandikan. Karena masih memiliki lapisan lemak pelindung kulit. Setelah enam jam atau lebih, bayi bisa dilap dengan air hangat menggunakan waslap.

Selama tali pusat belum terlepas, cukup dimandikan dengan air hangat dan diseka menggunakan waslap atau spons. Setelah tali pusat terlepas, bayi boleh dimandikan dalam bak mandi berisi air hangat. Gunakan air hangat suam-suam kuku, sampo dan sabun khusus bayi. Pastikan kepala bayi tidak terendam dalam air.

Saat memandikannya, bersihkan bagian-bagian tubuh bayi secara menyeluruh, seperti area mata, kulit kepala, belakang telinga, lubang hidung, mulut, dan kuku. Bersihkan dengan lembut dan jangan sampai terlalu lama, karena bayi bisa cepat kedinginan.

7. Sediakan Pakaian Bayi yang Nyaman

pakaian bayi
Ilustrasi pakaian bayi foto : canva

Saat memilih pakaian untuk bayi, Mams harus memperhatikan bahan yang digunakan agar bayi merasa nyaman. Pilih bahan yang lembut dan menyerap air dengan baik seperti katun, flanel, atau wol. Hindari bahan yang kasar atau kaku seperti jeans atau sutera karena dapat menyebabkan iritasi kulit pada bayi.

Saat memakaikan pakaian pada bayi, pastikan ukurannya pas dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Pakaian yang terlalu ketat dapat mengganggu pernapasan bayi dan menyebabkan bayi tidak nyaman, sedangkan pakaian yang terlalu longgar dapat menyebabkan bayi kedinginan.

Mams dapat memakaikan bayi atasan, popok atau celana, selimut, dan topi jika bayi kedinginan. Namun, Mams tidak dianjurkan untuk membedong karena cara ini dapat membatasi gerak bayi. Begitu pula dengan penggunaan sarung tangan maupun kaos kaki, karena indra peraba merupakan stimulasi untuk bayi belajar. Jangan juga menggunakan gurita karena bayi akan bernapas lebih banyak menggunakan otot-otot perut, yang dapat menyebabkan bayi lelah dan kurang nyaman.

8. Kenali Pola Bayi Buang Air Kecil dan Besar

Pola buang air kecil dan besar bayi dapat menjadi petunjuk kesehatan bayi. Bayi baru lahir akan buang air kecil dalam 24 jam pertama dan buang air besar dalam 48 jam pertama kehidupannya. Setelah itu, bayi akan buang air kecil sekitar 5-6 kali dan buang air besar sekitar 3-4 kali dalam sehari.

Warna urin bayi yang normal adalah jernih dan tidak pekat. Sementara itu, warna feses bayi akan berubah dari hitam pekat di hari pertama, menjadi kehijauan, dan akhirnya menjadi kuning pada hari kelima. Jika tidak terjadi perubahan warna, Mama harus melakukan evaluasi kecukupan ASI, serta mengkonsultasikan gejala tersebut ke dokter bila perlu, sebagai perawatan bayi baru lahir.

9. Mengganti Popok

mengganti popok bayi
Ilustrasi mengganti popok bayi foto : canva

Mams dapat menggunakan popok kain atau popok sekali pakai, Setelah memilih jenis popok yang sesuai, Mams perlu menyiapkan beberapa perlengkapan seperti tisu basah atau bola kapas untuk membersihkan, krim untuk mencegah ruam popok, dan tali pengencang untuk popok kain.

Saat mengganti popok bayi laki-laki, Mama dan Papa harus berhati-hati karena paparan udara yang terkena kemaluan bayi dapat membuatnya buang air kecil. Sedangkan saat membersihkan area kemaluan bayi perempuan, sebaiknya bersihkan dari depan ke belakang untuk menghindari infeksi saluran kemih (ISK). Jangan membersihkan dari belakang anus ke depan kemaluan.

Untuk mencegah atau mengobati ruam popok, oleskan krim ruam popok dan pastikan selalu mencuci tangan setelah mengganti popok.

10. Melengkapi Jadwal Imunisasi

imunisasi bayi
Ilustrasi imunisasi bayi foto : canva

Jangan lupa untuk melengkapi jadwal imunisasi bayi di 3 bulan pertama kehidupannya. Jadwal imunisasi ini akan tergantung pada kondisi kesehatan bayi dan rekomendasi dokter anak serta ketersediaan vaksin.

Biasanya, bayi akan mendapatkan dosis pertama vaksin hepatitis B dalam waktu 24 jam setelah lahir dan dosis kedua setelah 1-2 bulan. Mama dan Papa perlu memastikan jadwal imunisasi bayi agar ia mendapatkan perlindungan optimal dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.

Nah, Demikian cara merawat bayi baru lahir yang perlu Mams perhatikan, Merawat bayi baru lahir memang menjadi tantangan tersendiri namun jika Mams sudah mengerti tentu hal itu akan bisa dilakukan dengan mudah, Semoga bermanfaat.

Temukan Artikel Lainya di Google News