Penyebab Anak Suka Berteriak dan Cara Mengatasinya
Anak-anak seringkali menunjukkan emosi mereka dengan cara yang berbeda dari orang dewasa. Salah satu cara yang sering dilakukan oleh anak-anak adalah dengan berteriak. Meskipun hal ini bisa menjadi normal bagi sebagian anak, teriakan yang terus-menerus dapat menjadi masalah bagi keluarga dan lingkungan sekitar.
Penyebab Anak Suka Berteriak
Ketika anak suka berteriak bisa menjadi bahwa ia sedang mengalami masalah atau mengalami kesulitan dalam mengekspresikan perasaannya. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan anak sering berteriak, seperti :
1. Kebutuhan untuk menarik perhatian.
Banyak anak yang merasa terabaikan oleh orang tuanya, sehingga mereka menggunakan teriakan sebagai cara untuk meminta perhatian. Hal ini bisa terjadi karena orang tua yang sibuk dengan pekerjaan, atau bahkan karena adanya konflik dalam keluarga yang membuat anak merasa terabaikan.
2. Rasa marah dan frustrasi
marah dan frustasi juga merupakan penyebab anak suka berteriak. Anak-anak seringkali tidak dapat mengontrol emosi mereka dengan baik, sehingga mereka mengeluarkan emosi tersebut dengan cara berteriak. Hal ini bisa terjadi ketika anak merasa tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, atau ketika mereka merasa tidak mendapatkan keadilan.
3. Ketidakmampuan untuk mengekspresikan perasaan
Anak-anak mungkin tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang lebih baik, sehingga mereka menggunakan teriakan sebagai cara untuk mengekspresikan emosi mereka.
4. Rasa tidak puas
Anak-anak sering kali tidak dapat mengekspresikan perasaan tidak puasnya dengan cara yang lebih baik. Mereka mungkin merasa frustrasi atau marah karena tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, sehingga mereka berteriak sebagai cara untuk mengekspresikan emosinya.
Dampak Anak Suka Berteriak
Anak yang suka berteriak merupakan masalah yang sering dihadapi oleh orang tua. Meskipun anak berteriak untuk mengekspresikan emosi mereka, perilaku ini dapat menyebabkan masalah yang berpotensi serius. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat ditimbulkan oleh anak yang suka berteriak.
1 Mengganggu orang lain.
Kebisingan yang disebabkan oleh anak berteriak dapat mengganggu orang lain dan mengganggu suasana. Ini dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman dan mengganggu konsentrasi.
2. Mempengaruhi kemampuan belajar.
Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi lebih mudah terdistraksi dan mengganggu kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas.
3. Masalah Sosial
Anak yang berteriak dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman dan berkecil hati. Anak dapat menghadapi masalah sosial yang lebih besar seperti dipandang rendah atau diabaikan oleh teman sebayanya.
4. Mengurangi kemampuan anak untuk mengontrol emosi.
Anak yang sering berteriak dapat memiliki masalah dalam mengendalikan emosi mereka, yang dapat mengganggu interaksi mereka dengan orang lain dan mengurangi kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas.
Anak yang suka berteriak dapat menyebabkan berbagai masalah dari gangguan orang lain hingga masalah sosial. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anak untuk mengontrol emosi mereka dan mengelola perilaku mereka dengan baik. Ini akan membantu anak-anak untuk tumbuh menjadi anak yang bijak dan berpengetahuan.
Cara Mengatasi Anak suka Berteriak
Ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk mengatasi anak yang suka berteriak. Berikut beberapa dianataranya :
1. Jangan memarahi anak
Memarahi anak saat ia sedang berteriak hanya akan membuat situasi semakin memburuk. Anak Anda akan merasa tidak dihargai dan bahkan mungkin akan terus berteriak karena merasa tidak dianggap. Sebaliknya, cobalah untuk mengerti apa yang menyebabkan anak berteriak dan carilah solusi bersama-sama.
2. Ajak anak untuk berbicara tentang perasaannya
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi anak yang suka berteriak adalah dengan mengajaknya untuk berbicara tentang perasaannya. Tanyakan apa yang menyebabkan ia berteriak dan carilah solusi bersama-sama. Ini akan membantu anak Anda untuk lebih mengerti perasaannya dan cara mengontrol emosi dengan lebih baik.
3. Tingkatkan komunikasi.
Komunikasi adalah kunci untuk membantu anak mengontrol emosi dan memahami bahwa berteriak tidak tepat. Jelaskan kepada anak bahwa berteriak tidak akan menyelesaikan masalah dan lebih baik mengungkapkan perasaan dengan suara yang lebih rendah.
4. Beri pengingat.
Berikan pengingat sederhana kepada anak sebelum ia mulai berteriak. Misalnya, katakan, “Adek Jangan berteriak di sini ya, jadi coba gunakan suara yang lebih rendah.” Ini akan membantu anak beradaptasi dengan kondisi ini dan menggunakan suara yang lebih rendah.
5. Beri pujian.
Beri anak pujian saat ia berhasil mengontrol emosi dan menggunakan suara yang lebih rendah. Hal ini akan membantu anak mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik.
6. Pertahankan konsekuensi.
Jika anak tetap berteriak, tempatkan ia di tempat yang tenang dan diam selama beberapa saat. Jangan lupa untuk memberitahu anak bahwa ia harus menggunakan suara yang lebih rendah untuk mengekspresikan perasaannya.
7. Jangan menghukum.
Jangan menghukum anak karena berteriak. Hal ini akan hanya meningkatkan emosi anak dan membuat situasi menjadi lebih buruk. Tempatkan anak di tempat yang tenang dan diam untuk meredam emosinya.
Ketika anak merasakan bahwa ia memiliki kendali atas situasi, ia akan cenderung mengontrol emosinya. Dengan kesabaran dan komunikasi, anak akan belajar untuk mengendalikan emosinya dan menggunakan suara yang lebih rendah.
Sebagai orang tua, penting untuk mendukung dan membantu anak mengatasi masalah yang dihadapinya. Jangan ragu untuk meminta bantuan dari profesional jika Mams merasa kesulitan dalam menangani situasi tersebut.
Temukan Artikel Lainya di Google News