Cairan ketuban memiliki peran penting selama kehamilan. Secara normal, warna air ketuban adalah bening dengan sedikit kekuningan. Namun, dalam beberapa kasus, warna air ketuban bisa berubah menjadi keruh atau bahkan hijau.

Tentu saja, ini menjadi pertanyaan bagi ibu hamil. Kenapa air ketuban berwarna hijau, Untuk mengetahui penyebab air ketuban berwarna hijau dan apakah berbahaya, berikut penjelasannya.

Bagaimana Warna Air Ketuban yang Normal?

Selama kehamilan, air ketuban memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan melindungi janin dari risiko benturan dan infeksi. Pada minggu-minggu awal kehamilan, air ketuban terbentuk dari plasma ibu. Pada kehamilan sekitar 12 minggu, cairan ketuban terutama terdiri dari air dan elektrolit.

Pada trimester kedua, cairan ketuban mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan urea yang membantu pertumbuhan bayi. Sekitar usia kehamilan 16 minggu, ginjal bayi mulai berfungsi, dan urine bayi menjadi sumber utama air ketuban. Selain itu, cairan ketuban juga berasal dari cairan yang dikeluarkan oleh paru-paru bayi.

Secara normal, air ketuban berwarna bening dengan sedikit kekuningan. Teksturnya cair, berbeda dengan cairan vagina yang cenderung lebih kental. Air ketuban biasanya tidak berbau.

Mengapa Air Ketuban Menjadi Hijau?

air ketuban berwarna hijau
Ilustrasi Ibu Melahirkan Foto : Canva

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan air ketuban berubah warna menjadi hijau. Salah satunya adalah ketika air ketuban tercampur dengan mekonium atau tinja bayi. Biasanya, kondisi ini terjadi jika kehamilan telah melewati jangka waktu normal atau lebih dari 42 minggu.

Selain itu, air ketuban hijau juga dapat disebabkan oleh tekanan pada plasenta atau kurangnya pasokan oksigen yang membuat bayi merasa stres. Stres pada bayi dalam kandungan dapat menyebabkannya mengeluarkan tinja. Akibatnya, tinja tersebut akan bercampur dengan air ketuban.

Apakah Air Ketuban Berwarna Hijau Berbahaya Bagi Bayi?

Air ketuban berwarna hijau disebabkan oleh adanya mekonium atau tinja bayi yang tercampur di dalamnya. Oleh karena itu, kondisi ini berisiko bagi bayi, karena bayi akan menelan dan menghirup air ketuban selama dalam kandungan.

Salah satu komplikasi yang dapat terjadi jika bayi menelan air ketuban berwarna hijau adalah Sindrom Aspirasi Mekonium. Komplikasi ini dapat terlihat beberapa saat setelah bayi lahir dan merupakan kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera.

Sindrom Aspirasi Mekonium ditandai dengan beberapa gejala, seperti pernapasan yang cepat, bibir dan wajah bayi yang berwarna biru (sianosis), dada yang melebar karena penggunaan otot pernapasan tambahan, dan kesulitan bernapas. Jika ditangani dengan cepat, bayi dapat bernapas normal kembali.

Warna Lain Air Ketuban yang Perlu Bund Wasapadai

Selain warna hijau, ada beberapa warna air ketuban lain yang dapat menjadi indikasi adanya masalah selama kehamilan. Beberapa warna air ketuban yang perlu diwaspadai antara lain:

  1. Kecokelatan: Menunjukkan bahwa air ketuban telah tercampur dengan darah dalam jumlah yang cukup banyak. Biasanya disebabkan oleh adanya perdarahan dalam kantung ketuban.
  2. Merah atau cokelat pekat: Menunjukkan tanda bahaya pada janin, masalah plasenta, atau kematian janin.
  3. Oranye pekat: Dapat mengindikasikan ketidakcocokan darah antara ibu dan bayi.

Maka dari itu, ibu hamil harus memperhatikan kondisi air ketuban, terutama jika mengalami perubahan warna. Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh karena dapat menyebabkan komplikasi pada bayi dan ibu. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjalani pemeriksaan kehamilan secara teratur guna memantau kondisi bayi dan air ketuban.