Kira-kira usia menikah menurut BKKBN itu berapa ya? Usia ideal untuk menikah ini menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial.

Tidak sedikit orang yang menganggap kalau usia itu menjadi tolak ukur kematangan seseorang dalam berumah tangga. Namun banyak juga yang masih abai akan hal tersebut.

Masih banyak pernikahan anak usia dini yang dilakukan. Terlebih untuk kalangan yang masih kurang mengenal usia ideal untuk menikah.

Sebaiknya pernikahan ini dilakukan jika sudah matang di berbagai aspek. Salah satunya adalah usia. Lantas usia berapa yang ideal untuk menikah? Simak usia idealnya berikut ini.

Usia Menikah Menurut BKKBN

Umur ideal untuk menikah bagi perempuan maupun laki-laki ini berbeda. Hal tersebut sesuai dengan kondisi tubuh serta psikologi dalam menghadapi pernikahan kelak.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merekomendasikan usia ideal untuk menikah.

Untuk wanita dan laki-laki masing-masing memiliki usia idealnya sendiri-sendiri. Usia ini ditetapkan untuk dapat mengurangi risiko pernikahan dini yang berdampak pada kondisi psikologis.

Jadi, usia menikah menurut BKKBN untuk wanita minimal 21 tahun. Sementara untuk usia menikah laki-laki adalah 25 tahun.

BKKBN ini merekomendasikan usia ideal tersebut, atas beberapa pertimbangan. Berikut pertimbangannya untuk lebih lengkapnya.

1. Usia Psikologis

usia menikah menurut BKKBN
ilustrasi pasangan yang menikah (foto: Freepik)

Tidak dapat dipungkiri kalau usia ini dapat memengaruhi kondisi psikologis seseorang. Usia yang masih labil ini tentu akan mempengaruhi pola pengasuhan anak.

Sedangkan untuk orang yang memiliki usia ideal menikah, lebih memiliki kesiapan psikologis. Hal ini tentu karena mereka sudah bisa mengontrol emosi lebih baik, dibandingkan ketika remaja.

2. Kematangan Usia Dan Mental

Orang tua yang memiliki kematangan usia serta mental ketika menikah, tentu cenderung sukses dalam pernikahan.

Seringkali kita lihat kalau anak yang masih muda, emosinya cenderung lebih meluap-luap. Hal ini tentu sangat wajar karena adanya pengaruh hormon juga.

Namun untuk orang yang menikah dengan kematangan usia serta mental akan lebih baik. Terutama dalam memberikan gizi serta kesehatan anak yang lebih tepat.

3. Risiko Kesehatan

usia menikah menurut BKKBN
ilustrasi pasangan yang matang menikah (foto: Freepik)

Pernikahan dini ini dapat menempatkan remaja putri mengalami risiko kesehatan. Terlebih mengalami kehamilan dini.

Sebab ada beberapa risiko yang terjadi, jika wanita hamil pada usia dini. untuk itu tepatnya wanita menikah di usia ideal, karena kesiapan organ reproduksi untuk kehamilan.

4. Potensi Kanker Rahim

Untuk wanita yang mengalami hubungan seksual di bawah usia 20 tahun, lebih tinggi untuk terkena kanker rahim atau kanker serviks.

Hal ini juga dapat membuat wanita mengalami traumatis. Terlebih tinggi akan potensi kanker yag dapat mengancam nyawa dirinya.

Usia Ideal Menikah Menurut Kesehatan

Carrie Krawies mengenalkan teori Goldilocks sebagai teori usia ideal menikah. Carrie ini seorang terapis pernikahan dan keluarga yang ada di Birmingham Maple Clinic di Amerika Serikat.

Dalam teori tersebut usia ideal menikah itu ada pada rentang usia 28-32 tahun, baik untuk wanita maupun laki-laki.

Standar usia dalam menikah ini memiliki kemungkinan perceraian yang paling kecil dalam lima tahun pertama. Secara singkatnya, teori tersebut menyebutkan usia ideal menikah adalah tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

Jadi usia sekitar 28-32 tahun itu dianggap yang paling ideal. Hal ini juga karena usia tersebut telah ada kematangan emosi dan organ reproduksi.

Risiko Pernikahan Dini Untuk Kesehatan Mental Dan Fisik

Ada beberapa risiko yang akan terjadi, jika seseorang memutuskan untuk melakukan pernikahan dini. tak melulu tentang romantisme, ini dia risiko yang mengintai dalam pernikahan dini.

1. Adanya Masalah Kesehatan Mental

usia menikah menurut BKKBN
ilustrasi pasangan yang saling mencintai (foto:Freepik)

Menikah itu bukanlah sebuah permainan, perlu adanya kesiapan mental. Selain itu suami istri yang menikah ketika usianya belum genap 18 tahun, maka berisiko mengidap masalah kesehatan mental.

Ini termasuk dengan gangguan kecemasan, depresi, trauma psikologis seperti PTSD. Selain itu juga meningkatkan risiko gangguan disosiatif, misalnya kepribadian ganda.

Selain itu remaja ini belum memiliki kemampuan untuk dapat mengendalikan emosinya. Sehingga dapat terjadi konflik rumah tangga yang mengutamakan kekerasan sebagai solusinya.

2. Memicu Tekanan Sosial

Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang hidup secara komunal. Bisa jadi kerabat, keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar yang dapat membawa beban tertentu.

Sebagai contoh sederhana adalah efek dari tekanan sosial yang mengharuskan seorang pria bertanggung jawab sebagai suami dan kepala rumah tangga.

Sementara itu istri mendapat beban seluruh tanggung jawab urusan rumah tangga, termasuk mendidik anak. Hal inilah yang dapat memicu tekanan sosial.

3. Mengalami Kecanduan

usia menikah menurut BKKBN
ilustrasi pasangan yang saling mencintai (foto: Freepik)

Tidak jarang pasangan suami istri yang masih muda mengalami kepelikan dalam berumah tangga. Suami yang merokok, berjudi hingga menggunakan narkoba.

Istri yang kecanduan selingkuh dan lebih senang bermain. Alasannya biasanya karena stres dan beban pikiran yang terlalu berat.

Itulah tadi berapa usia menikah menurut BKKBN dan menurut kesehatan. Sebaiknya menikah ketika memang sudah cukup matang secara umur dan mental. Jangan memaksakan diri untuk menikah dini.