Siklus menstruasi normal merupakan proses alami yang dialami oleh wanita setiap bulan. Siklus ini dimulai dari hari pertama menstruasi dan berakhir pada hari pertama menstruasi berikutnya.

Selama siklus menstruasi, terjadi perubahan hormon yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan lapisan rahim, Jika tidak terjadi pembuahan, dinding rahim akan luruh dan keluar bersama darah melalui vagina. Proses ini disebut menstruasi atau haid.

Siklus Menstruasi Normal Berapa Hari?

Siklus menstruasi pada setiap wanita bisa berbeda-beda, tergantung pada faktor-faktor seperti usia, kesehatan, gaya hidup, dan penggunaan alat kontrasepsi.

Namun, ada rentang waktu yang dianggap normal untuk siklus menstruasi, yaitu antara 21-35 hari, terhitung sejak hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Lama menstruasi normal yaitu antara 3-7 hari, dengan volume darah yang keluar kurang dari 80 mililiter

Sedangkan untuk wanita remaja memiliki siklus menstruasi yang lebih panjang, yaitu sekitar 30-45 hari. Semakin bertambah usia, siklus menstruasi akan menjadi lebih teratur dan lebih pendek, yaitu sekitar 21-35 hari.

Siklus menstruasi terbagi menjadi empat fase, yaitu:

  • Fase menstruasi: Fase ini ditandai dengan keluarnya darah dari vagina. Fase menstruasi berlangsung selama 3-7 hari.
  • Fase praovulasi: Fase ini ditandai dengan pematangan sel telur di ovarium. Fase praovulasi berlangsung selama 7-10 hari.
  • Fase ovulasi: Fase ini ditandai dengan pelepasan sel telur dari ovarium. Fase ovulasi berlangsung selama 1-2 hari.
  • Fase luteal: Fase ini ditandai dengan pertumbuhan lapisan endometrium di rahim. Fase luteal berlangsung selama 12-14 hari.

Siklus menstruasi yang normal menunjukkan bahwa organ reproduksi wanita berfungsi dengan baik.

Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Normal

penyebab siklus menstruasi tidak normal
Ilustrasi Cara Menghitung Siklus Menstruasi (Foto: Pixabay)

Namun jika siklus menstruasi tidak normal, yaitu lebih pendek dari 21 hari atau lebih panjang dari 35 hari, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter.

Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

  • Penggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk KB spiral (IUD) atau pil KB
  • Mengonsumsi obat, seperti obat antidepresan
  • Kelainan hormonal, seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme, radang panggul, atau polycystic ovarian syndrome (PCOS)
  • Perubahan gaya hidup seperti stres dan perubahan pola makan
  • Penyakit tertentu, seperti endometriosis atau fibroid rahim

Cara Menghitung Siklus Menstruasi

Cara Menghitung Siklus Menstruasi
Ilustrasi Cara Menghitung Siklus Menstruasi (Foto: Pixabay)

Cara menghitung siklus menstruasi adalah dengan mencatat hari pertama haid setiap bulannya selama 6 hingga 12 bulan. Setelah itu, hitung total hari dari tanggal haid pertama hingga tanggal haid di bulan selanjutnya. Total hari tersebut adalah periode siklus menstruasi Bunda.

Berikut adalah cara menghitung siklus menstruasi dengan menggunakan kalender:

  1. Catat hari pertama haid setiap bulan.
  2. Hitung total hari dari tanggal haid pertama hingga tanggal haid di bulan selanjutnya.
  3. Total hari tersebut adalah periode siklus haid Anda.

Misalnya, Bunda mengalami menstruasi pada tanggal 1 Maret 2023. Kemudian, Bunda mengalami menstruasi kembali pada tanggal 2 April 2023. Maka, siklus menstruasi Anda adalah 28 hari (2 April – 1 Maret = 28).

Selain menggunakan kalender, Bunda juga bisa menggunakan aplikasi pelacak menstruasi untuk membantu Bunda menghitung siklus menstruasi.

Cara ini juga bisa bunda gunakan sebagai cara menghitung masa subur jika bunda dan pasangan ingin merencanakan kehamilan

Tips Menjaga Siklus Menstruasi Tetap Normal

Ada beberapa tips yang dapat Bunda lakukan untuk menjaga siklus menstruasi tetap normal, antara lain:

  • Tidur yang cukup
  • Makan makanan yang sehat
  • Olahraga secara teratur
  • Hindari stres
  • Hindari konsumsi alkohol dan rokok

Itulah cara mengetahui siklus menstruasi normal atau tidak normal, Jika Bunda mengalami siklus menstruasi yang tidak normal, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan pengobatannya. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, atau USG untuk mengevaluasi kondisi organ reproduksi Bunda