Apakah bunda pernah merasa menyesal setelah memarahi anak? Misal saja memarahi anak karena rewel, anak susah makan atau berantakan serta tindakan lainnya yang sebenarnya wajar anak lakukan.

Namun terkadang sebagai orang tua sangat ingin anaknya berperilaku yang tenang, bersih, rapi dan tidak rewel. Nyatanya anak akan berperilaku sesuai dengan umurnya. Umumnya anak yang rewel, sulit makan atau berantakan itu hal yang wajar bunda.

Namun orang tua terkadang sulit mengendalikan emosi jika melihat anak berperilaku demikian. Alhasil tidak jarang kalau orang tua merasa menyesal setelah memarahi anak.

Lantas apakah perasaan menyesal tersebut adalah hal yang wajar? Lantas bagaimana cara mengatasinya?

Apakah Perasaan Menyesal Setelah Memarahi Anak Hal Yang Wajar?

Apabila orang tua kelepasan atau tidak dapat mengontrol emosi diri sebenarnya merupakan hal yang wajar. Sebab setiap orang mengalami hari yang buruk dan dapat melakukan kesalahan.

Namun sebaiknya orang tua tidak disarankan terlalu larut dalam pikiran tersebut. Orang tua dapat melakukan penerimaan kepada diri sendiri, memaafkan dan melanjutkan aktivitas seperti biasa.

Perasaan menyesal setelah memarahi anak memang hal yang wajar. Sebab bunda juga seorang manusia yang masih mempunyai perasaan.

Namun seringkali setelah orang tau memarahi anak, maka dapat membuat suasana menjadi tegang dan terkesan saling menjauhi. Namun hal tersebut harus segera diantisipasi agar kembali normal.

Sebaiknya orang tua jangan terlalu berlarut dalam emosi dan menyesal. Lebih baik untuk saling meminta maaf kepada anak. Serta jelaskan maksud kemarahan irang tua tadi kepada anak dengan bahasa yang lembut dan baik.

Dampak Dari Sering Memarahi Anak

Sebenarnya anak yang sering dimarahi akan mendapatkan dampaknya. Dampak yang ditimbulkan lebih banyak hal negatifnya dibandingkan positifnya.

Oleh karena itu orang tua sebaiknya harus terus bersabar dalam menghadapi anak. lantas apa saja dampak dari memarahi anak?

1. Anak Menjadi Kurang Percaya Diri

menyesal setelah memarahi anak

Anak yang sering dimarahi membuatnya menjadi kurang percaya diri. Perasaan takut ini akan muncul ketika anak seringkali dimarahi. Sehingga berdampak pada rasa kepercayaan diri anak.

Anak tentu akan lebih memilih untuk diam. Sebab anak tidak ingin melihat orang tuanya kembali marah kepada dirinya.

2. Anak Memiliki Sifat Yang Keras Kepala Dan Egois

Anak yang sering dimarahi malah akan membuat anak menjadi keras kepala dan egois. Hal tersebut karena anak ingin melindungi dirinya sendiri dan bebas dari omelan orang tua.

Hal tersebut juga dapat menjadikan anak tidak lagi mau menerima masukan dari orang tua atau orang sekitarnya.

3. Anak Punya Sifat Tertutup Atau Menantang

menyesal setelah memarahi anak

Anak yang sering dimarahi oleh orang tuanya akan memiliki sifat yang tertutup atau menantang. Anak yang tertutup karena anak merasa takut untuk kembali bersuara atau melakukan sesuatu yang dianggap salah oleh orang tua.

Hal ini menjadikan anak memiliki pribadi pendiam dan penutup. Sehingga menjadi tidak senang bergaul dengan lingkungan sekitar atau teman sebayanya.

Bahkan sebaliknya ada anak yang lebih suka menantang ketika orang tuanya marah. Hal ini membuat anak menjadi lebih berani dan dapat berbicara kasar.

4. Anak Akan Meniru Perilaku Orang Tua

Ingat! Anak adalah peniru yang handal. Apabila orang tua sering memarahi anak, ketika besar nanti anak bisa menjadi pribadi yang pemarah. Anak mungkin dapat melakukan hal tersebut kepada saudara atau temannya.

Hal tersebut bisa saja menimbulkan perasaan menyesal anak seperti yang dilakukan oleh orang tuanya. Sebaiknya jangan memarahi anak karena berdampak besar kepadanya.

Sebaiknya ketika orang tua sudah mulai emosi dan marah, lebih baik untuk bersabar. Usahakan untuk tidak membentak atau bermain fisik kepada anak. Jika anak salah, tegur anak dan jangan sampai marah meledak-ledak.

Jadi perasaan menyesal setelah memarahi anak adalah hal yang wajar. Namun sebaiknya jangan selalu memarahi anak, karena memiliki dampak negatif yang cukup besar.