Apa akibat sering memarahi dan membentak anak? orang tua terkadang hilang kesabaran dan memilih untuk memarahi anaknya. Ketika anak melakukan sebuah kesalahan, sebagian ibu sering kelepasan memarahi anaknya tanpa sadar.

Namun ternyata dampak dari memarahi anak ini adalah hal yang buruk. Seiring bertambahnya usia anak, akan ada saja tingkah laku yang dilakukannya. Terutama tingkah laku yang menguji kesabaran ibu.

Terkadang emosi ibu menjadi lebih meluap dan memarahi si kecil. Ditambah jika si anak tidak dapat diberi nasehat serta arahan. Hal itu tentu membuat orang tua menjadi lebih marah.

Akan tetapi perlu diingat, memarahi dan membentak anak sebenarnya bukanlah hal yang tepat. Anak akan mendapatkan trauma psikis yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya.

Dampak Akibat Sering Memarahi Dan Membentak Anak

Apabila sudah ingin mereda marah dan emosi, sebaiknya tarik napas lalu hembuskan. Tahan amarah ayah atau bunda kepada anak. Karena dampaknya sangat tinggi sekali jika memarahi anak.

1. Anak Menjadi Penakut Dan Tidak Percaya Diri

akibat sering memarahi dan membentak anak

Saat anak melakukan kesalahan, bukan berarti ibu harus langsung memarahi dan membentak dirinya. Ketika bunda atau ayah marah, si kecil mungkin akan diam. Namun dia diam karena takut atau merasa terancam.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh si kecil karena menjadi pribadi yang penakut. Selain juga terlalu sering memarahi anak akan menurunkan tingkat kepercayaan dirinya menurun.

2. Mengganggu Perkembangan Otak

Apabila memarahi anak tidak berefek pada fisik anak memang benar. Namun dengan memarahi serta membentak akan membuat perkembangan otak anak menjadi terhambat. Ukurannya akan menjadi lebih kecil dibanding rata-rata usianya.

Jadi terlalu sering memarahi nak sangat tidak baik. Bagian otak yang paling terkena ketika anak dimarahi adalah bagian yang memproses suara dan bahasa.

Hal ini terjadi karena otak lebih muda memproses informasi yang negatif dibandingkan positif. Dengan kata lain bagian otak ini akan menjadi tumpul karena sering mencerna informasi negatif.

3. Mengalami Gangguan Mental Serta Depresi

akibat sering memarahi dan membentak anak

Memarahi anak mungkin dapat membuat bunda merasa di dengar atau dihargai. Namun sebenarnya dengan memarahi anak, maka hal tersebut dikarenakan rasa takut.

Akibat sering memarahi dan membentak anak ini bisa membuatnya gangguan jiwa. Hal ini karena anak lebih sering mendapatkan perasaan sedih, tidak berharga, kecewa, sedih dan terluka hatinya. Sehingga akan berdampak pada kesehatan mendatang dia.

Dampak jangka panjangnya bisa saja anak mencari pelampiasan untuk melupakan emosinya. Hal ini karena mereka enggan menyakiti orang lain, sehingga mereka memilih untuk menyakiti diri mereka sendiri. Seperti menyayat pergelangan tangan mereka sendiri.

4. Menjadi Sosok Yang Penuh Amarah Di Kemudian Hari

Anak yang sering dimarahi atau dibentak oleh orang tuanya akan menyebabkan masalah perilaku dan mental nak. Dengan begitu anak akan meniru dan membuat dirinya menjadi sosok yang penuh amarah.

Ini akan membuat anak menjadi lebih agresif. Selain itu juga anak akan berpikir kalau memarahi atau membentak adalah respon yang normal ketika menghadapi sebuah masalah.

5. Menjadi Pemalu Dan Sulit Bersosialisasi

akibat sering memarahi dan membentak anak

Tanpa disadari anak yang sering dimarahi akan lebih merasa minderan dengan teman lainnya. Hal ini karena mereka takut salah dan berakhir di marahi seperti sebelum-sebelumnya.

Lebih baik ketika anak melakukan kesalahan, ada baiknya untuk tidak langsung memarahinya. Berikan anak pengertian serta nasehat yang lembut.

Dibandingkan menghina, memarahi dan membentak anak, lebih baik berikan anak pengertian. Karena perilaku negatif juga bisa membuat anak takut untuk bersosialisasi dengan temannya yang lain, karena takut.

Itulah tadi dampak akibat sering memarahi dan membentak anak. memarahi anak sebenarnya boleh saja dilakukan. Namun tetap memarahi anak jangan sampai menggunakan kekerasan atau kalimat yang tidak baik. Cukup beritahu anak kalau memang ayah atau bunda sedang marah kepadanya, supaya anak juga tahu kalau dirinya salah melakukan hal tersebut.