Kekurangan zat besi pada anak-anak merupakan masalah kesehatan yang serius dan cukup umum terjadi di Indonesia.

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, satu dari tiga anak Indonesia di bawah usia 5 tahun mengalami anemia, dengan kekurangan zat besi sebagai salah satu penyebab utamanya

Maka dari itu penting bagi orang tua untuk mengetahui gejala anak kekurangan zat besi dan bagaimana cara mengatasinya

Akibat Kekurangan Zat Besi pada Anak

Zat besi merupakan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk berbagai fungsi vital. Meskipun jumlahnya sedikit dalam tubuh, perannya sangatlah besar, terutama dalam Pembentukan sel darah merah, Produksi energi, fungsi otot dan kesehatan lainya

Kekurangan zat besi pada anak dapat berakibat fatal pada perkembangan kognitif mereka misalnya anak mengalami kesulitan dalam belajar dan mengingat informasi baru.

Selain itu Anak yang tidak mendapatkan cukup zat besi berisiko mengalami kesulitan konsentrasi, susah mengingat, daya tahan tubuh menurun dan masalah perilaku seperti sulit mengendalikan diri, mudah marah, dan rewel.

Dalam jangka panjang, kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menghambat pertumbuhan anak dan potensi masa depan mereka.

Gejala dan Ciri-Ciri Kekurangan Zat Besi pada Anak

Gejala Anak Kekuarangan Zat Besi
Ilustrasi Anak Kekuarangan Zat Besi

Anak membutuhkan zat besi agar otak mereka berkembang secara normal. Anak yang kekurangan zat besi sering kali memiliki tanda kurang aktif secara fisik dan berkembang lebih lambat.

Salah satu penyebab utama kekurangan zat besi pada si Kecil adalah minimnya perhatian orangtua terhadap kandungan zat besi yang ada pada makanan anak yang dikonsumsi setiap harinya

Beberapa gejala yang harus bunda waspadai jika anak kekurangan zat besi yaitu:

  • Kulit pucat
  • Nafsu makan berkurang
  • Kurang konsentrasi
  • Perhatian mudah teralihkan
  • Lemas dan lesu
  • Dada berdebar
  • Terlihat tidak bersemangat
  • Pusing atau sakit kepala
  • Gemar makan atau mengunyah benda tak umum dikonsumsi seperti es batu

Kebutuhan Zat Besi Anak Berdasarkan Usia

Berikut tabel kebutuhan zat besi anak berdasarkan usia yang perlu bunda ketahui:

  • Bayi usia 0 – 6 bulan membutuhkan zat besi 0,27mg
  • Bayi usia 7 bulan membutuhkan = 11 mg
  • Anak usia 1 – 3 bulan membutuhkan = 7 mg
  • Anak usia 4 – 8 tahun membutuhkan = 10 mg
  • Anak usia 9 – 13 tahun membutuhkan = 8 mg
  • Anak laki-laki usia 14 – 18 tahun (remaja) membutuhkan = 11 mg
  • Anak perempuan usia 14 – 18 tahun (remaja) membutuhkan = 15 mg.

Cara Meningkatkan Asupan Zat Besi Harian untuk Anak

Untuk mencegah kekurangan zat besi pada anak, penting bagi orang tua untuk memastikan anak mendapatkan asupan zat besi yang cukup.

Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan asupan zat besi harian pada anak:

1. Konsumsi Makanan Kaya Zat Besi

Makanan Kaya Zat Besi
Ilustrasi Makanan Kaya Zat Besi

Untuk mecukupi dan meningkatkan kebutuhan zat besi pada anak, Bunda harus memberikan asupan makanan yang mengandung zat besi seperti daging, ikan, sayuran hijau dan biji-bijian.

Beberapa sumber makanan yang kaya zat besi antara lain

  • Daging sapi (100 g), Kandungan zat besi (2,4 mg)
  • Ayam (100 g), Kandungan zat besi (1,1 mg)
  • Ikan salmon (100 g), Kandungan zat besi (1,2 mg)
  • Bayam (100 g), Kandungan zat besi (3,6 mg)
  • Tiram (100 g), Kandungan zat besi (6,7 mg)
  • Kacang merah (100 g), Kandungan zat besi (8,1 mg)
  • Chia seed (100 g), Kandungan zat besi (15,7 mg)

2. Konsumsi Suplementasi Zat Besi

maltofer sirup
Maltofer Sirup Suplementasi Zat Besi

Selain makanan kaya akan zat besi, Bunda juga bisa memberikan suplementasi zat besi. hal ini juga bisa menjadi pilihan, terutama jika anak memiliki risiko tinggi kekurangan zat besi atau sudah terdiagnosis anemia defisiensi zat besi.

Salah satu suplemen yang bagus untuk anak adalah maltofer sirup.

Maltofer sirup merupakan obat yang digunakan untuk terapi komplementer zat besi secara oral agar kebutuhan zat besi pada anak-anak, remaja, dan dewasa tercukupi.

Maltofer mengandung Iron Polymaltosa Complex (IPC) yaitu senyawa larut air yang terdiri dari inti besi (III) hidroksida dengan polymaltosa shell yang menyerupai ferritin.

maltofer sirup memiliki rasa yang enak, tidak pahit dan mudah ditelan. Selain itu maltofer sirup juga tidak menyebabkan iritasi lambung, sehingga aman untuk penderita maag.

Itulah penjelasan mengenai gejala anak kekurangan zat besi dan bagaimana cara meningkatkan asupan zat besi harian anak. Semoga bermanfaat ya Bunda!