Hukum Memarahi Anak Saat Puasa, Batal atau Tidak
Bulan Ramadan adalah bulan yang suci di mana Mams dituntut untuk menahan lapar, dahaga, hawa nafsu, dan emosi. Namun, Bagaimana jika Mams memarahi anak saat puasa, Apakah puasanya akan batal atau tidak? yuk simak penjelasan berikut ini!
Meskipun terkadang tingkah anak membuat Mams gemas karena lucu, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kadang-kadang perilaku anak dapat membuat orang tua emosi hingga marah. Memarahi anak dalam batas wajar dan dengan kasih sayang adalah hal yang wajar. Namun, apakah puasa Mams sebagai orang tua batal jika Mams memarahi anak saat berpuasa?
Hukum Memarahi Anak Saat Puasa
Menurut Ustazah Sheila Ardiana, Lc.MA dari Aisyiyah, dikutip dari haibunda.com menjelaskan bahwa sebagai orang tua, perlu membedakan antara hal yang membatalkan puasa dan hal yang membatalkan pahala puasa. Salah satu hal yang dapat membatalkan pahala puasa adalah marah dan emosi.
Meskipun begitu, Memarahi anak saat puasa hukumnya tetap sah dan tidak perlu diqadha, namun tidak ada pahalanya. Ada kemungkinan pahalanya dihapus atau sebagian pahalanya hilang, yang hanya Allah yang Maha Mengetahui, ujar Ustazah Sheila Ardiana dikutip dari HaiBunda.com
Ustazah Sheila Ardiana, Lc.MA dari Aisyiyah, juga menyebutkan bahwa beberapa hal dapat menghapus pahala puasa, di antaranya adalah berbohong, ghibah atau menggunjing, mengadu domba, melihat sesuatu dengan pandangan penuh syahwat dan menikmati pandangan tersebut, sumpah palsu, serta berkata buruk atau mengumpat.
Ustazah Sheila juga menegaskan bahwa menahan amarah dan emosi adalah perintah Allah tidak hanya pada orang yang tidak berpuasa, tetapi juga pada orang yang sedang berpuasa. Oleh karena itu, Mams harus menghindari perilaku ini agar puasanya lebih sempurna.
“Kesempurnaan puasa adalah dengan menjauhi semua hal yang dapat membatalkan puasa dan pahala puasa, termasuk menahan amarah dan emosi,” ungkap Ustazah Sheila.
Dampak Memerahi Anak Saat Puasa
Sering memarahi anak saat berpuasa dapat memiliki dampak yang merugikan, baik bagi Orang tua maupun anak. Dalam jangka pendek, anak dapat merasa takut dan cemas jika sering ditegur atau dimarahi. Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional anak.
Di sisi lain, marah dan emosi yang tidak terkontrol juga dapat menghambat kemampuan Mams untuk menahan diri dan menjalankan puasa dengan baik. Mams dapat merasa bersalah dan kehilangan fokus dalam beribadah, sehingga mengurangi manfaat spiritual dari puasa.
Dalam jangka panjang, sering memarahi anak juga dapat mempengaruhi hubungan antara orang tua dan anak. Anak dapat kehilangan kepercayaan dan rasa aman pada orang tua, sehingga hubungan yang seharusnya penuh cinta kasih menjadi renggang.
Oleh karena itu, sebagai orang tua yang berpuasa, Mams perlu menjaga emosi dan mengontrol amarahnya dengan baik. Jika merasa kesulitan, Mams dapat mencari dukungan dan bantuan dari orang-orang terdekat. Semoga Bermanfaat
Temukan Artikel Lainya di Google News