Kondisi bayi kuning atau ikterus neonatorum mungkin pernah Bunda dengar atau bahkan mengalaminya. 

Kulit bayi yang terlihat kuning memang cukup mengkhawatirkan. Namun perlu dipahami bahwa hal ini tidak selalu menjadi tanda bahaya. 

Yuk Bunda, kenali berbagai penyebab dan cara penanganan bayi kuning agar Bunda bisa lebih waspada dan mengambil tindakan yang tepat.

Penyebab Bayi Kuning

Penyebab utama bayi kuning adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin merupakan zat berwarna kuning yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah tua. 

Biasanya, bilirubin akan diproses oleh hati dan dibuang melalui feses. Namun, pada bayi baru lahir, terutama yang lahir prematur, fungsi hati belum sepenuhnya matang. 

Akibatnya, bilirubin tidak dapat diproses dengan baik dan menumpuk dalam darah, sehingga menyebabkan kulit dan bagian putih mata tampak kuning.

Selain fungsi hati yang belum matang, berikut beberapa penyebab lain bayi kuning:

  • Kelahiran prematur: Bayi lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini.
  • Berat badan lahir rendah: Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram rentan mengalami penumpukan bilirubin.
  • Kurangnya asupan ASI: ASI berperan penting dalam membantu buang air besar bayi, sehingga bilirubin dapat dikeluarkan dengan lancar. Kurangnya asupan ASI dapat memicu peningkatan bilirubin.
  • Ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi: Kondisi ini dapat menyebabkan sel darah merah bayi dihancurkan lebih cepat, sehingga meningkatkan produksi bilirubin.
  • Infeksi: Beberapa infeksi tertentu, seperti infeksi saluran kemih atau infeksi darah, dapat memicu peningkatan bilirubin.
  • Gangguan fungsi hati: Kondisi medis tertentu yang mengganggu fungsi hati juga bisa menyebabkan bayi kuning.

Cara Penanganan Bayi Kuning

Penanganan bayi kuning tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut beberapa cara penanganan bayi kuning:

1. Fototerapi

Fototerapi adalah cara yang paling umum untuk menangani bayi kuning. Pada fototerapi, bayi akan disinari dengan cahaya biru khusus. 

Cahaya biru ini membantu mengubah bilirubin menjadi bentuk yang mudah dikeluarkan dari tubuh bayi.

2. Pemberian ASI eksklusif

ASI membantu mengeluarkan bilirubin dari tubuh bayi. Oleh karena itu, Bunda dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

3. Suntik imunoglobulin

Suntik imunoglobulin dapat membantu menurunkan kadar bilirubin pada bayi. Suntik ini biasanya diberikan pada bayi dengan kondisi tertentu, seperti hemolisis (penghancuran sel darah merah).

4. Transfusi darah

Transfusi darah dilakukan untuk mengganti darah bayi dengan darah donor. Transfusi darah dilakukan pada kasus bayi kuning yang parah.

Pencegahan bayi kuning:

  • Berikan ASI eksklusif kepada bayi
  • Pastikan bayi minum ASI dengan cukup
  • Periksakan bayi ke dokter secara rutin

Kapan harus ke dokter:

  • Jika kulit dan bagian putih mata bayi berwarna kuning
  • Urine bayi berwarna kuning tua
  • Kotoran bayi berwarna pucat
  • Bayi terlihat lesu dan sulit bangun
  • Bayi tidak mau menyusu

Perlu diperhatikan:

  • Penanganan bayi kuning harus dilakukan sesuai dengan anjuran dokter.
  • Jangan mengobati bayi kuning dengan cara tradisional tanpa berkonsultasi dengan dokter.