Bahayakah perut bayi kembung dan berbunyi? Kebanyakan ibu yang masih baru, jika mengetahui kondisi perut bayinya kembung dan berbunyi merasa khawatir. Terutama jika hal tersebut membuat anak menjadi rewel dan sering menangis.

Perut kembung ini memang umum terjadi kepada bayi. Sebenarnya apa sih penyebab terjadinya kembung pada bayi? Apakah hal tersebut berbahaya untuk bayi?

Penyebab Perut Bayi Kembung Dan Berbunyi

Apabila perut bayi kembung dan berbunyi, ibu sebaiknya jangan panik terlebih dahulu. pasalnya hal tersebut adalah kondisi yang wajar terjadi kepada si kecil. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan perut kembung dan berbunyi. Apa saja yang menjadi penyebabnya, berikut ini.

1. Gerakan Usus Yang Normal

Bahayakah perut bayi kembung dan berbunyi

Pada dasarnya usus manusia melakukan gerakan peristaltik ketika sedang mencerna makanan. Gerakan inilah yang menimbulkan suara seperti bunyi “krucuk krucuk” pada bayi. Dinding usus pada bayi ini cenderung lebih tipis, sehingga suara tersebut terdengar lebih nyaring.

Terlebih jika si bayi merasa hal tersebut biasa saja dan tidak rewel, maka baiknya ibu tidak perlu khawatir berlebihan. Perut anak berbunyi seperti itu adalah hal yang normal terjadi.

2. Bayi Menelan Udara

Umumnya penyebab perut bayi mengalami kembung dan bunyi itu karena dia menelan udara. Udara ini bisa tertelan ketik ia menyusu. Baik menyusu pada payudara ibu maupun melalui botol susu.

Kondisi ini terjadi terjadi ketika si kecil menyusu dengan benar. Bisa jadi juga karena bentuk ujung dot yang kurang presisi. Agar bayi tidak menelan udara, pastikan posisi menyusunya benar. Selalu pastikan kalau lingkaran gelap pada payudara ibu menyentuh permukaan bibirnya, bukan hanya bagian putingnya saja

Setelah bayi menyusu juga jangan lupa untuk menyendawakan bayi. Caranya dengan menegakkan badan di kecil hingga posisi nya duduk pada dekapan ibu. Kemudian elus punggung atau tepuk lembut untuk mengeluarkan sisa udara yang tertelan.

3. Mengkonsumsi MPASI Yang Mengandung Gas

Bahayakah perut bayi kembung dan berbunyi

Selain proses menyusui yang kurang tepat, penyebab lainnya karena bayi mengkonsumsi MPASI yang mengandung gas. Ibu perlu perhatikan MPASI anak dengan benar. Sebab ada beberapa jenis makanan yang dapat menimbulkan gas pada bayi:

  • Kubis atau kol
  • Kembang kol
  • Produk olahan susu seperti keju dan youghurt
  • Produk olahan kedelai seperti tahu dan tempe
  • Tomat
  • Semua jenis jeruk

Makanan berikut selain membuat perut bayi bunyi, mengkonsumsinya juga dapat menyebabkan perut kembung. Selain itu perhatikan juga frekuensi buang air besar pada anak. Apabila bentuk dan warna BAB si kecil tidak seperti biasanya.

Utamanya jika sering kentut dan adanya permasalahan seperti diare. Jika hal tersebut terjadi, segeralah konsultasikan ke dokter. Mungkin saja si kecil butuh penanganan khusus.

Perut Kembung Dan Berbunyi Pada Bayi Yang Wajib Diwaspadai

Ada beberapa kondisi yang sebaiknya ibu waspadai. Utamanya jika anak telah menunjukkan beberapa gejala seperti rewel, diare berlebihan hingga perut kembung dan kentut yang sering. Mungkin saja gejala ini bisa terjadi karena beberapa kondisi berikut.

1. Usus Terpuntir

Bahayakah perut bayi kembung dan berbunyi

Usus terputir atau volvulus adalah kelainan usus bawaan lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan penyumbatan pada usus si kecil. Baik secara total maupun sebagian.

Ada beberapa gejala yang mungkin bayi tunjukkan, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Perut bayi kembung
  • Muntah berwarna hijau
  • Tidak buang air besar
  • Tidak buang angin
  • Atresia Usus

Ibu perlu tahu pada pada usus yang normal akan terbentuk segmentasi pada usus. Ini sejenis lekukan yang membagi usus menjadi segmen-segmen. Namun pada atresia usus ini sebagian lekukannya tersebut tidak terbentuk.

Hal tersebut mengakibatkan si kecil mengalami gangguan pencernaan. Apabila bayi mengalami kondisi ini, maka biasanya bayi akan mengalami perut kembung. Biasanya berlangsung selama 24-48 jam setelah lahir.

2. Intoleransi Laktosa

Intolerani laktosa ini adalah suatu kondisi di mana bayi tidak memiliki enzim untuk mencerna laktosa. Laktosa ini umumnya terdapat pada susu sapi, kambing dan produk olahan susu hewani lainnya.

Kondisi ini sebenarnya cukup umum terjadi. Biasanya jika bayi mengalami hal ini, maka sekitar 30 menit sampai 2 jam setelah minum susu, bayi akan menunjukkan beberapa gejala.

  • Perut bayi bunyi seperti suara gemuruh
  • Perut bayi kembung
  • Si kecil rewel dan nampak kesakitan
  • Sering buang angin disertai diare
  • Kotoran yang berbuih serta berbau asam
  • Terkadang disertai dengan muntah

Jika si kecil mengalami gejala seperti di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Hal ini untuk mendeteksi apakah anak mengidap intoleransi laktosa. Apabila iya maka ibu perlu mengganti susu pada anak, seperti produk olahan susu nabati seperti susu soya.

Bahayakah Perut Bayi Kembung Dan Berbunyi

Sebenarnya jika melihat dari hal di atas dapat dilihat mana yang berbahaya atau tidak. Umumnya bayi memang mengalami sering mengalami kembung. Sehingga tidak perlu merasa khawatir dan cemas akan hal tersebut.

Apabila terjadi kembung sebaiknya tidak cemas. Segera lakukan cara seperti membuat anak bersendara, memberikan pijatan lembut pada perutnya. Pastikan kalau memang gejala kembung pada anak tidak muncul gejala yang patut diwaspadai.

Jadi, bahayakah perut bayi kembung dan berbunyi? Apabila memang hanya dilihat anak tidak rewel dan sering menangis. Kemudian juga hanya timbul gejala kembung saja, maka bunda tidak perlu khawatir.

Gejala yang perlu dikhawatirkan adalah gejala yang memang tidak hanya timbul rasa kembung saja. Namun juga disertai dengan diare, warna feses yang berbeda dari biasanya. Serta adanya buih pada feses.

Sebaiknya juga perhatikan durasi kembung pada bayi. Umumnya bayi yang kembung karena setelah menyusu, maka ketika angin telah keluar perut kembali normal. Namun perlu diwaspadai kalau perut anak kembung selama 24-48 jam.

Sekarang ibu sudah tahu, bahayakah perut bayi kembung dan berbunyi? Jika memang kembung disertai bayi yang rewel dan sering menangis. Kemudian ditambah dengan beberapa gejala. Ada baiknya ibu coba periksakan anak ke dokter terdekat.