Angka kelahiran di Indonesia menurun, hal ini seperti yang disebutkan oleh Kepala badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo.

Penurunan tersebut terjadi secara progresif dan mencapai angka ideal yaitu 2,18 pada satu dekade terakhir.

BKKBN Targetkan Satu Keluarga Satu Anak Perempuan

Meskipun begitu, Hasto menargetkan agar setiap pasangan suami istri melahirkan paling tidak satu anak perempuan. Hal ini supaya akan ada regenerasi yang terus berjalan pada masa mendatang.

“Karena kalau anaknya dua lebih sedikit maka hampir dipastikan 1 perempuan akan melahirkan anak 1 perempuan,” ujar Hasto di Hotel Santika, Semarang, Kamis (27/6/2024) malam.

Karena angka kelahiran di Indonesia menurun ini karena beberapa faktor. Hasto mengaku menurunnya angka ideal karena dua anak yang dilahirkan anak menggantikan orang tuanya.

Perbedaan Angka Kelahiran Di Pulau Jawa Dan Provinsi Lain

Apalagi mengingat tahun 1970 angka kelahiran sangat tinggi yakni 5,6. Sehingga satu pasangan suami istri bisa melahirkan 6-9 anak.”Jadi selama beberapa puluh tahun terakhir ini penurunannya sangat progresif. Dulu angka kelahiran atau total fertility rate itu 5,6 pada tahun 70.”

“Karena waktu itu anaknya ya 6, 7, 8, 9, nah sekarang ini 2,18,” sambungnya.

Sementara itu di Pulau Jawa angka kelahiran telah menurun hingga 2,0. Sedangkan di sejumlah provinsi lainnya masih ada yang memiliki angka kelahiran sangat tinggi diantaranya NTT, Papua, Papua Barat dan maluku.

“Di Jawa ini sudah 2,0 sekian ya, tadi di Jabar sudah 2,00 sekian, di Jawa Tengah 2,04, di DIY 1,9, di DKI juga 1,89.”

Guna mencegah kesenjangan angka kelahiran yang ada di wilayah Seperti NTT, Papua dll dengan di Jawa. BKKBN akan mendorong kebijakan sesuai dengan kebutuhan setiap daerah.

Semoga angka kelahiran di Indonesia menurun ini tidak menjadi ancaman. Sebab setiap negara sangat membutuhkan sekali regenerasi.