Kenapa Istri Tidak Mau Berhubungan Badan Saat Hamil? Begini Alasanya
Pola hubungan badan suami istri dapat berubah seiring berjalanya waktu, terutama di masa kehamilan, tak jarang istri menolak ajakan suami untuk berhubungan badan saat hamil
Salah satu alasan umum kenapa istri tidak mau berhubungan badan saat hamil yaitu karena adanya perubahan hormon.
Hormon estrogen dan progesteron yang naik turun pada ibu hamil bisa menyebabkan kelelahan, payudara menjadi sensitif, dan mual, sehingga hubungan seks tidak terasa nyaman.
Alasan Kenapa Istri Tidak Mau Berhubungan Badan Saat Hamil
Selain perubahan hormon Ada beberapa alasan kenapa istri tidak mau berhubungan badan saat hamil, baik karena faktor fisik maupun psikologis. Berikut ini adalah beberapa alasan yang umum terjadi:
1. Mual dan Muntah
Gejala hamil muda ini sering membuat istri merasa tidak nyaman dan lelah. Mual dan muntah dapat mengurangi nafsu makan dan stamina istri, sehingga ia tidak tertarik untuk berhubungan seksual
2. Vagina Kering
Perubahan hormon kehamilan dapat menyebabkan vagina menjadi kering dan kurang elastis. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman saat berhubungan seksual.
3. Perubahan Bentuk Tubuh
Saat hamil, tubuh istri akan mengalami perubahan bentuk, seperti perut yang membesar, payudara yang membengkak, dan berat badan yang bertambah.
Perubahan ini dapat membuat istri merasa kurang percaya diri atau tidak menarik di mata suami. Untuk mengatasi hal ini, suami perlu memberikan dukungan dan pujian kepada istri, serta menunjukkan kasih sayang dan keintiman tanpa harus berhubungan seksual.
4. Tekanan Pada Kandung Kemih
Saat hamil, rahim akan menekan kandung kemih, sehingga istri sering merasa ingin buang air kecil. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi dan dan kenyamanan istri saat berhubungan badan.
5. Ketakutan akan Membahayakan Janin
Banyak istri yang khawatir bahwa berhubungan seksual saat hamil dapat merusak janin, menyebabkan keguguran, atau memicu persalinan dini.
Padahal, hal ini tidak benar. Janin dilindungi oleh kantong ketuban, otot rahim yang kuat, dan lendir tebal yang menutup leher rahim.
Penetrasi penis saat berhubungan seksual juga tidak akan mencapai janin maupun membahayakan tumbuh kembang janin.
Tips Menjaga Keintiman Suami Istri Selama Masa Kehamilan
Pasangan yang tidak menjaga keintiman saat hamil berpotensi semakin renggang setelah bayi lahir. Untuk mencegah hal ini, ada beberapa hal yang bisa Bunda dan Ayah lakukan bersama, antara lain:
1. Komunikasi yang Baik
Salah satu kendala mengapa pasangan jarang berhubungan seks saat hamil adalah minimnya komunikasi secara jujur antar pasangan. Jadi, usahakanlah untuk berbicara tentang rasa cemas dan harapan masing-masing mengenai hubungan badan selama hamil.
2. Pilih Posisi Seks yang Aman dan Nyaman
Bunda dan Ayah dapat mencoba posisi bercinta saat hamil yang nyaman, terutama untuk Bunda. Jika posisi wanita di bawah sudah terasa tidak nyaman, Bunda dan Ayah dapat mencoba posisi seks lain, seperti wanita di atas atau berbaring miring.
3. Saling sentuh
Keintiman tidak hanya dibentuk dengan hubungan seksual. Bunda dan Ayah dapat mencoba cara lain, seperti saling membelai, seks oral, berpelukan, berciuman, atau dengan sekadar berbincang-bincang di atas ranjang (pillow talk)
4. Luangkan Liburan Bersama
Merencanakan babymoon atau liburan berdua bersama suami dan bayi dalam kandungan juga bisa dicoba, lho. Selain dapat meningkatkan keintiman, gairah seks Bunda maupun Ayah bisa saja muncul saat berlibur.
5. Tetap Jaga Penampilan
Agar suasana tetap hangat, usahakanlah untuk selalu tampil menarik, Bun. Dengan tampil cantik dan menarik, Bunda juga akan merasa lebih nyaman dan percaya diri. Sementara bagi Ayah, sering-seringlah memuji Bunda supaya ia percaya diri. Banyak, lho, istri yang merasa malu karena perubahan fisiknya.
Berhubungan badan (Seks) saat hamil adalah hal yang normal dan aman, selama tidak ada kontraindikasi medis dari dokter.
Namun, ada beberapa alasan kenapa istri tidak mau berhubungan saat hamil, baik karena faktor fisik maupun psikologis.
Alasan-alasan ini dapat diatasi dengan cara yang tepat, seperti memberikan dukungan, dan berkomunikasi. Yang terpenting adalah istri dan suami saling menghargai dan mengerti kondisi satu sama lain, serta tetap menjaga keharmonisan hubungan mereka.