Kenapa BAB Bayi Encer Berwarna Kuning, Normal atau Tidak?
BAB bayi encer berwarna kuning bisa menandakan adanya masalah kesehatan tertentu, terutama yang berkaitan dengan sistem pencernaan. Feses bayi yang normal pada saat lahir seharusnya berwarna hijau kehitaman, bertekstur lengket, dan tidak berbau. Hal ini juga menjadi indikator apakah bayi sudah mendapatkan ASI yang berkualitas dan cukup.
Menurut IDAI, bayi baru lahir hingga usia 2 bulan memiliki frekuensi BAB yang cukup sering, sampai 10 kali dalam sehari. Frekuensi BAB yang sering ini bisa terjadi karena bayi mengalami refleks gastrokolika, yaitu refleks tubuh yang menyebabkan terjadinya pergerakan pada usus besar setelah makan dan minum.
Normalkah Jika BAB Bayi Encer Berwarna Kuning
Asalkan bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi dan memiliki kenaikan berat badan yang baik, BAB bayi encer berwarna kuning merupakan hal normal. Namun, jika bayi mengalami diare, BAB encer berwarna kuning juga bisa menjadi salah satu gejala diare. Kotoran dari bayi yang masih mengonsumsi ASI biasanya berwarna kuning, coklat muda, atau hijau dengan memiliki konsistensi yang agak berair atau lembek.
Bayi yang mengonsumsi susu formula akan memiliki tekstur feses yang lebih baik daripada bayi yang masih mengonsumsi ASI. Fesesnya berwarna kuning pucat hingga hijau kecoklatan, coklat muda, atau coklat kekuningan.
Tekstur dan warna feses bayi akan berubah ketika bayi mulai mengonsumsi makanan padat atau MPASI pada usia 6 bulan ke atas. Jadi, Mams tidak perlu khawatir jika bayi mengalami BAB encer berwarna kuning.
Perbedaan BAB Cair dan Diare pada Bayi
Perlu diingat bahwa meskipun BAB bayi cair normal, ibu harus tetap memperhatikan setiap kali bayi buang air besar untuk mencegah gangguan kesehatan pada saluran pencernaan. Penting juga untuk membedakan antara BAB cair normal dengan diare yang mungkin dialami oleh bayi.
Jika bayi terlihat lemas setelah buang air besar, fesesnya lebih cair dan frekuensi buang air besar lebih sering dari biasanya, maka disarankan untuk membawa bayi ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa dan diobati segera guna mencegah komplikasi yang lebih serius seperti diare.
Cara Mencegah BAB Bayi Encer Berwarna Kuning
Meski BAB bayi encer berwarna kuning belum tentu menjadi pertanda diare, tetap saja membuat Ibu khawatir dan ingin melakukan tindakan pencegahan. Ada beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan si Kecil.
1. Bersihkan Payudara Sebelum Menyusui
Membersihkan payudara sebelum menyusui si Kecil dapat membantu mencegah BAB bayi encer berwarna kuning. Hal ini bertujuan untuk mencegah bakteri masuk ke dalam mulut dan pencernaan si Kecil.
Mulailah dengan mencuci tangan dan membersihkan payudara menggunakan handuk bersih sebelum dan setelah menyusui si Kecil. Dengan begitu, Ibu dapat membantu mencegah masuknya bakteri yang tidak diinginkan ke dalam tubuh bayi.
2. Penuhi Kebutuhan Cairan Tubuhnya
Memastikan kebutuhan cairan tubuh bayi terpenuhi juga dapat menjadi langkah pencegahan BAB bayi encer berwarna kuning. Bila si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan, penuhi kebutuhan cairannya dengan memberikan ASI eksklusif.
Saat usianya di atas 6 bulan, pastikan ia cukup minum air putih untuk menghindari dehidrasi. Dengan tercukupinya kebutuhan cairan tubuh si Kecil, risiko terjadinya BAB bayi encer berwarna kuning dapat diminimalisir.
3. Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang
Selain itu, konsumsi makanan bergizi seimbang juga sangat penting untuk mencegah BAB bayi encer berwarna kuning. Kualitas ASI yang diproduksi juga dipengaruhi oleh nutrisi yang dikonsumsi oleh Ibu.
Makanan bergizi seimbang haruslah mengandung zat tenaga (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Dengan pola makan yang seimbang, produksi ASI dapat terjaga dengan baik dan risiko terjadinya BAB bayi encer berwarna kuning dapat diminimalisir.
Nah, Itulah penjelasan terkait cara mencegah BAB bayi encer berwarna kuning yang perlu Mams ketahui. Pastikan selalu untuk memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi si Kecil dengan baik, terutama bila usianya masih di bawah 6 bulan. Sebab, ASI mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menggantikan cairan yang hilang selama BAB. Dengan menerapkan tindakan pencegahan ini, Ibu dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan si Kecil. Semoga Bermanfaat
Temukan Artikel Lainya di Google News