Berapa Kadar Hematokrit Normal Pada Ibu Hamil, Waspadai Karena Bisa Menyebabkan Kematian Janin!
Apa itu hematokrit dan seperti apa hematokrit normal pada ibu hamil? Hematokrit ini adalah salah satu parameter darah yang sering sekali diukur dalam pemeriksaan laboratorium.
Secara umum, hematokrit ini memberikan gambaran seberapa besar kandungan sel darah dalam darah. Hasil pengukuran ini dapat memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan.
Untuk itu ketahui lebih dalam tentang apa itu hematokrit. Simak lebih lengkap mengenai informasi hematokrit, di bawah ini.
Mengenal Apa Itu Hematokrit
Hematokrit ini adalah bagian pemeriksaan untuk dapat mengukur perbandingan jumlah sel darah merah, dari total keseluruhan volume darah.
Pemeriksaan hematokrit ini seringkali menjadi bagian dari tes darah lengkap. Serta dapat memberikan informasi penting mengenai komposisi darah.
Sel darah merah ini bertanggung jawab atas transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Sehingga bagian tersebut bertugas untuk membawa karbondioksida kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan.
Hematokrit ini mampu mencerminkan kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan menjaga keseimbangan kimia dalam darah.
Berapa Kadar Hematokrit Normal Pada Ibu Hamil
Secara umum rentang hematokrit normal pada ibu hamil ini antara 33% hingga 45%. Nilainya dapat bervariasi tergantung pada usia kehamilan dan juga kondisi fisik ibu.
Pada kehamilan ini seringkali plasma akan meningkat lebih banyak daripada jumlah eritrosit. Akibatnya nilai hematokritnya menjadi kurang dari 33%.
Situasi tersebut dapat menyebabkan anemia pada ibu yang sedang hamil. Hal ini karena jumlah komponen padat yang seharusnya membawa hemoglobin menjadi lebih sedikit.
Akibat Hematokrit Tinggi Pada Ibu Hamil
Tingginya kadar hematokrit yang melebihi kadar normal ini dapat mengindikasikan berbagai masalah kesehatan. Kondisi tersebut dapat disebut dengan polisitemia.
Ada beberapa kondisi yang dapat memicu polisitemia. Berikut ini beberapa risiko yang muncul jika kadar hematokrit terlalu tinggi.
1. Dehidrasi
Apabila tubuh kehilangan cairan akibat dehidrasi, maka volume darah relatif berkurang. Namun julkah sel darah merah tetap sama, akibatnya darah menjadi lebih kental karena kekurangan cairan.
Peningkatan hematokrit ini adalah respon tubuh terhadap kekurangan cairan. Sehingga dapat meningkatkan konsentrasi sel darah merah untuk menjaga keseimbangan cairan dalam darah.
2. Adanya Masalah Ginjal
Gangguan ginjal ini dapat meningkatkan kadar hematokrit. Hal ini karena terpengaruh terhadap produksi hormon eritropoietin (EPO).
EPO ini adalah hormon yang ginjal produksi untuk dapat merangsang sumsum tulang. Gunanya untuk dapat menghasilkan lebih banyak sel darah merah.
Kurangnya oksigen akibat masalh ginjal ini dapat meningkatkan produksi EPO. Akibatnya kadar hematokrit dapat menjadi lebih tinggi. Jika dibiarkan dapat memicu pembentukan gumpalan darah dan masalah kesehatan lainnya.
3. Penyakit Genetik
Kondisi genetik tertentu ini dapat meningkatkan kadar hematokrit. Karena dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dalam tubuh.
Salah satu contoh kondisi genetik yang dapat dipengaruhi oleh hematokrit adalah polisitemia vera. Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang memproduksi sel darah merah secara berlebihan.
Akibat Hematokrit Yang Terlalu Rendah
Rendahnya kadar hematokrit ini dapat mengindikasikan masalah kesehatan, seperti anemia pada ibu hamil. Ada beberapa kondisi yang memicu anemia, sebagai berikut:
Hematokrit yang rendah dan terus-menerus dibiarkan ini dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil. Ini dapat mengakibatkan sejumlah dampak negatif.
1. Kelelahan Jantung Pada Ibu Hamil
Akibat dari rendahnya hematokrit ini karena kerja jantung menjadi lebih berat. Hal ini disebabkan karena terlalu banyak cairan.
Sehingga terlalu banyak dipompa melebihi kemampuan jantung. Ini tentunya akan berakibat buruk pada ibu hamil.
2. Gangguan Pertumbuhan Janin
Kelebihan cairan darah yang tidak diimbangi dengan cukupnya eritrosit dapat menyebabkan tidak cukupnya nutrisi untuk dibawa ke janin.
Hal tersebut dapat membuat janin menjadi sulit untuk tumbuh. Sehingga berat badannya ketika lahir menjadi rendah.
3. Kelahiran Prematur
Kelebihan cairan darah ini dapat menyebabkan rahim mengalami kontraksi. Apabila ini terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 34 minggu, ibu bisa melahirkan prematur.
Sehingga dapat menyebabkan bayi menjadi kesulitan bernafas, karena memang belum matang secara umur.
4. Kematian Janin
Kelebihan cairan yang tidak diimbangi dengan hemoglobin dapat menyebabkan bayi kekurangan pasokan oksigen. Apabila hal tersebut terjadi, maka dapat membuat janin meninggal dalam kandungan.
Agar ibu hamil tidak sampai kekurangan hematokrit ini, sebaiknya konsumsi makanan yang dapat meningkatkan nilai hematokrit.
Apabila nilai hematokrit pada ibu hamil cukup, ini akan membuat ibu memiliki lebih banyak tenaga. Janin juga dapat bertumbuh dengan sehat.
Demikianlah kadar hematokrit normal pada ibu hamil. Sebaiknya selalu ketahui kadar hematokrit pada ibu hamil. Sebab jika terlalu tinggi atau rendah dapat meningkatkan risiko kehamilan.