Adab, Doa Dan Tata Cara Ziarah Kubur Yang Benar Serta Hal Yang Dilarang Saat Berziarah
Seperti apa doa dan tata cara ziarah kubur yang benar? Umat muslim khususnya di Indonesia, sering melaksanakan ziarah kubur. Tujuannya untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia.
Untuk melaksanakan ziarah kubur ini, perlu tata cara yang sesuai dengan syariat Islam. Meskipun tidak dijelaskan secara langsung dalam Al-Qur’an terkait ziarah kubur. Akan tetapi Nabi SAW memperbolehkan dan menganjurkan umatnya untuk melakukan hal tersebut.
Tujuan utamanya dalam ziarah kubur adalah mengingatkan manusia tentang kematian dan akhirat. Ziarah kubur ini tergolong sunnah yang dapat dilakukan selama sesuai dengan syariat. Di dalamnya tidak mengandung syirik atau kemusyirikan.
Namun sebelum mengetahui bagaimana doa serta tata cara melaksanakan ziarah kubur yang benar. Sebaiknya perlu diketahui adab serta hal yang dilarang ketika berziarah. Apa saja itu? Simak langsung di bawah ini.
Adab Berziarah Kubur
Ketika melakukan ziarah kubur, ada adab yang perlu dilakukan. Seperti bersuci terlebih dahulu sebelum berziarah. Sebaiknya melakukan wudhu sebelumnya. Sebab nanti anda akan melakukan doa, sebaiknya berdoa dilakukan ketika tubuh bersih dari kotoran dan najis.
Selanjutnya mengucapkan salam ketika memasuki pemakaman. Sebaiknya mengucapkan salam ketika melangkahkan kaki ke dalam pemakaman. Sebab dalam pemakaman tersebut adalah rumah-rumah bagi orang-orang mukmin yang telah meninggal.
Adab bertamu ke dalam rumah juga sebaiknya mengucapkan salam. Begitu juga ketika berziarah. Bisa saja nanti salam anda dijawab oleh orang mukmin. Lalu ketika di pemakaman ada hal yang dilarang untuk dilakukan. Apa saja itu?
Hal Yang Dilarang Dilakukan Saat Berziarah Kubur
Beberapa hal ini merupakan sesuatu yang dilarang ketika berziarah kubur. Sebaiknya tidak dilakukan saat melakukan ziarah kubur ya!
1. Tidak Menangis Hingga Meraung-Raung
Menangis kencang hingga meraung-raung yang disertai teriakan tidak diperbolehkan. Terutama jika sampai memukul-mukul pipi hingga merobek baju. Hal tersebut juga berkaitan dengan adanya hadits Rasulullah SAW.
Artinya: “Aku berlepas diri dari orang yang mencukur rambutnya, berguling-guling dan merobek-robek baju.” (HR Muskim dalam Sahih-nya).
2. Tidak Berjalan Melangkahi Kuburan
Seringkali untuk mempercepat sampai ke makam yang dituju, banyak orang yang melangkahi kuburan. Adab seperti itu sebaiknya tidak dilakukan. Sebab kita tidak tahu makam siapa yang dilangkahi. Mungkin saja makam orang mukmin dan sholeh.
3. Sebaiknya Tidak Duduk Di Atas Kuburan
Kuburan adalah peristirahatan terakhir atas seseorang yang meninggal dunia. Sebaiknya tidak menduduki makam yang ada. Kebanyakan orang memilih duduk di makam ketika lelah berdiri.
Usahakan bawa peralatan seperti alas duduk kecil, untuk duduk di tanah. Jangan duduk di atas makam seseorang.
4. Tidak Mengelilingi Kuburan Para Wali
Sebaiknya ketika berziarah ke makam wali atau makan tokoh agama. Sebaiknya tidak mengelilingi makamnya seperti melakukan thawaf.
Lebih baik jika yang dilakukan adalah berdiri di hadapan bagian kepala mayit. Sebaiknya mengucapkan salam lalu berdoa.
Doa Dan Tata Cara Ziarah Kubur Yang Benar
Berikut ini doa dan tata cara ziarah kubur yang benar. Sebaiknya dilakukan dengan benar dan ikuti adab yang ada.
1. Membaca Salam
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Bacaan arab-latin:
Assalamu’alaikum dara qaumin mu’minin wa atakum ma tu’adun ghada mu’ajjalun, wa inna insya-Allahu bikum lahiqun”
Artinya:
“Assalamuallaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian jani Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.”
2. Membaca Istigfar
أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Bacaan arab-latin:
Astaghfirullah hal adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi.
Artinya:
“Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubay kepada-Nya.”
3. Membaca Surah Al-Fatihah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ
Artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.
4. Membaca Surah Pendek Seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq Dan An-Nas
Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ
Artinya:
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”
Al falaq
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
Artinya:
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh). Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan. Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya). Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
An-Nas
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ مَلِكِ النَّاسِۙ اِلٰهِ النَّاسِۙ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ
Artinya:
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.”
5. Membaca Kalimat Tahlil
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ
Bacaan latin: “Laailaaha illallah.”
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah.”
6. Ditutup Dengan Membaca Doa Ziarah Kubur
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
Bacaan arab-latin:
Allahummagfirlahu war hamhu wa ‘aafihi wa’fu anhu, wa akrim nuzuulahu wawassi’ madholahu, waghsilhu bil maai watssalji walbaradi, wa naqqihi, minaddzzunubi wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi. Wabdilhu daaran khairan min daarihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhul jannata wa aidzhu min adzabil qabri wa min adzabinnaari wafsah lahu fi qabrihi wa nawwir lahu fihi.
Artinya:
“Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, istri yang lebih baik dari istrinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.
Itulah beberapa adab, hal yang dilarang dan doa dan tata cara ziarah kubur yang benar. Sebaiknya mendoakan orang terkasih yang sudah meninggal tidak hanya saat berziarah saja. Tetapi juga dilakukan setiap habis sholat.