Dalam rangka memepringati Hari Tari Dunia sekaligus melestarikan budaya betawi, Sanggar Ratnasari menggelar pertunjukan Tari Betawi di anjungan DKI Jakarta Taman Mini Indonesia Indah (TMII), sebagai bentuk penghormatan dan pelestarian warisan budaya Betawi.

“Acara ini tidak hanya menjadi ajang pertunjukan seni, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi generasi muda untuk mengenal lebih dalam tentang kebudayaan asli Jakarta” Ujar Bunda Amy selaku pimpinan dan pelatih tari Sanggar Ratna Sari (Senin 29/04)

Kegiatan ini dihadiri sekitar 50 peserta didik Sanggar Ratnasari yang melakukan tarian khas betawi seperti Tari Ondel-ondel, Tari Kang Aji, Tari Nandak Ganjen, Tari Gemilang, Tari Topeng Genggot, Tari Kembang Botoh, Tari Sirih Kuning, dan lain-lain.

Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif unit Pengelola Anjungan dan Graha Wisata DKI Jakarta, Ibu Putri Juga turut hadir untuk memberikan sambutan dan menyaksikan beragam kesenian tari betawi ini.

Sejarah Hari Tari Sedunia

Hari Tari Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 29 April, memiliki sejarah yang menarik. Gagasan ini pertama kali dicetuskan oleh Komite Tari dari Institut Teater Internasional (ITI) pada tahun 1982.

Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk mempromosikan seni tari ke seluruh penjuru dunia.

Dikutip dari laman kemdikbud.go.id, tanggal 29 April dijadikan momentum Hari Tari Sedunia atau International Dance Day karena bertepatan dengan hari lahir pencipta tari balet modern, yakni Jean-Georges Noverre.

Sekilas Tentang Sanggar Tari Ratnasari

Sanggar Tari Ratna Sari berdiri sejak tahun 1976, Diddirikan oleh Entong Sukirman salah satu seniman Jakarta sekaligus Suami Bunda Amy, cucu dari Ratnasari, yang juga merupakan penari topeng Betawi yang terkenal.

Tercatat ada lebih dari 100 murid yang aktif berlatih tari di Sanggar Tari Ratnasari setiap Rabu dan Sabtu dari pukul 15.00-17.00 WIB di Anjungan DKI Jakarta, Taman Mini Indonesia Indah.