Apa penyebab kematian bayi di dalam kandungan setelah kehamilan di atas 20 minggu. Hamil dan melahirkan adalah harapan bagi setiap wanita yang ingin menjadi ibu. Momen tersebut akan sangat ditunggu sekali bagi sebagian wanita.

Namun, ada beberapa kasus bahwa bayi yang sedang dikandung tidak dapat terselamatkan. Tentu sebagai ibu yang sedang mengandung hal tersebut sangat membuat takut. Meski pada beberapa kasus ada juga bayi yang meninggal setelah proses melahirkan.

Namun presentase akan hal tersebut sangatlah kecil. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab ibu mengalami kematian janin di dalam kandungan? Berikut ini beberapa penyebab utamanya.

Penyebab Kematian Bayi Di Dalam Kandungan

Hingga saat ini kematian pada janin yang berada di dalam kandungan masih belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi. Apa saja faktor penyebabnya itu? Simak langsung di bawah ini.

1. Adanya Gangguan Plasenta

penyebab kematian bayi di dalam kandungan

Bayi yang meninggal dalam kandungan sering dikaitkan dengan gangguan plasenta. Plasenta ini biasanya tidak bekerja dengan baik. Sedangkan plasenta ini merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin.

Sehingga jika plasenta mengalami gangguan maka pertumbuhan serta perkembangan janin menjadi terganggu. Hal tersebut dapat menyebabkan bayi meninggal di dalam kandungan.

2. Adanya Penyakit Yang Di Derita Ibu

Beberapa penyakit atau kondisi kesehatan ibu bisa menjadi salah satu penyebabnya. Penyakit atau kondisi yang tidak baik dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko bayi meninggal dalam kandungan. Berikut ini adalah beberapa penyakit dan juga kondisinya:

  • Penyakit autoimun, seperti lupus,
  • Adanya gangguan pembekuan darah,
  • Diabetes,
  • Tekanan darah tinggi,
  • Obesitas,
  • Penyakit pada bagian serviks, seperti kista.

Kondisi kesehatan yang disebutkan di atas bisa saja dialami sebelum kehamilan. Bisa juga baru muncul ketika bunda sudah hamil dan semakin berkembang selama kehamilan.

3. Adanya Infeksi

penyebab kematian bayi di dalam kandungan

Infeksi bakteri, virus atau parasit selama hamil bisa juga menjadi penyebab kematian janin. Hal tersebut jika tidak ditangani dengan baik bisa membuat bayi menjadi tidak berkembang.

Ada beberapa jenis bakteri yang bisa membuat bayi meninggal dalam kandungan. Bakteri seperti steptococcus, E. coli, Chlamydia, Listeria, Toxoplasma, Plasmodium hingga virus rubella.

4. Janin Terlilit Tali Pusar

Salah satu penyebab kematian bayi di dalam kandungan adalah terlilit tali pusar. Ada beberapa kasus bayi yang meninggal dalam kandungan karena hal tersebut. Tali pusar ini melilit pada leher bayi sehingga dapat meningkatkan risiko bayi meninggal dalam kandungan.

Hal tersebut, tidak boleh dibiarkan. Apabila dibiarkan terus menerus dapat menghambat aliran oksigen pada janin.

Upaya Pencegahan Bayi Dapat Meninggal Dalam Kandungan

Ada beberapa langkah upaya untuk menghindari bayi meninggal dalam kandungan. Beberapa ara berikut ini bisa bunda lakukan, seperti:

Menerapkan gaya hidup sehat, seperti konsumsi makanan bergizi seimbang. Lakukan olahraga secara rutin yang baik untuk ibu hamil. Hindari juga makan yang tidak sehat, seperti fast food, merokok, konsumsi alkohol, obat-obatan terlarang hingga alkohol.

Sebisa mungkin tetap dalam berat badan yang ideal. Selalu jaga berat badan dalam batas wajar yang dianjurkan.

Perhatikan dan peka akan pergerakan bayi dalam kandungan. Biasanya mulai dirasakan pada minggu ke-26 hingga ke-28, masa kehamilan.

Catat seberapa sering bayi bergerak setiap harinya. Hal ini dapat membantu ibu hamil mendeteksi apabila tiba-tiba bayi tidak bergerak aktif.

Berbagai penyebab kematian bayi di dalam kandungan perlu dideteksi lebih awal. Terutama ketika ibu telah mengalami kondisi yang cukup serius sebelum kehamilan. Hal ini untuk menghindari janin meninggal secara mendadak dalam kandungan.