Bun, pernah mendengar tentang penyakit Kawasaki pada anak? Meski terdengar asing dan unik, ternyata ini adalah penyakit berbahaya dan dapat menyebabkan komplikasi lho.

Gejala penyakit Kawasaki sering terjadi pada anak yang menginjak usia 5 tahun. Dimana gejala awalnya diawali dengan kemerahan pada kulit dan demam tinggi.

Tapi jangan langsung panik yan bun, demam tinggi dan ruam kulit tak selamanya karena penyakit Kawasaki. Bunda tetap harus melakukan cek up ke dokter dan tidak boleh self diagnosis.

Tentang Penyakit Kawasaki Pada Anak

Penyakit Kawasaki

Kawasaki adalah jenis penyakit peradangan atau inflamasi pada arteri di bagian seluruh tubuh. Yang mana inflamasi ini umumnya muncul pada arteri koroner yang memasok darah ke otot jantung.

Selain inflamasi pada arteri koroner, penyakit ini juga menyerang kelenjar getah bening, kulit dan membran mukosa yang ada pada mulut, tenggorokan dan hidung.

Menjadi salah satu penyakit berbahaya, penyebab penyakit Kawasaki justru belum bisa diketahui. Namun menurut penelitian, penyakit ini disebabkan oleh virus atau bakteri yang telah mengendap dalam tubuh satu minggu atau satu bulan sebelumnya.

Dan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyakit ini tidak menular dan terjadi karena kelainan genetik dari orang tua. Terakhir, penyakit Kawasaki lebih sering menyerang anak laki-laki dan dari etnis Asia.

Gejala Penyakit Kawasaki Pada Anak

Bukan termasuk jenis penyakit menular berikut gejala yang akan timbul jika anak alami penyakit Kawasaki:

1. Gejala Penyakit Tahap 1

Gejala penyakit Kawasaki tahap pertama biasanya ditandai dengan demam tinggi, bibir mulai mengering, dan lidah pecah-pecah. Gejala ini biasanya muncul sekitar 1-2 minggu pasca terjangkit.

Selain demam, bibir kering dan lidah pecah-pecah, anak biasanya akan alami gangguan pada penglihatan seperti mata merah tapi bukan iritasi. Bahkan dalam kasus lain, akan muncul benjolan-benjolan kecil yang muncul pada area leher.

2. Gejala Penyakit Tahap 2

Gejala penyakit Kawasaki tahap kedua ini biasanya menyerang pencernaan. Si kecil juga akan merasa mudah lelah, mata menguning hingga kencing nanah.

Bisa dibilang tahap ke 2 adalah gejala yang memiliki komplikasi tertinggi. Jadi, jika tidak segera ditangani, maka anak bisa saja menderita penyakit yang serius.

3. Gejala Penyakit Tahap 3

Tahap 3 adalah masa pemulihan yang terjadi pada minggu ke 4-6. Walaupun gejala yang muncul tidak separah tahap 2, akan tetapi anak masih butuh waktu sekitar 8 minggu untuk masa pemulihan.

Selain itu, tahap 3 juga belum menjadi indikasi bahwa anak telah sembuh total dari penyakit Kawasaki. Dan meskipun ia sudah terlihat lebih baik, namun jangan paksa anak untuk banyak bergerak ya bun.

Bagaimana Pengobatan Penyakit Kawasaki Pada Anak?

Penyakit Kawasaki

Jika anak telah menjalani cek laborat dan dinyatakan menderita penyakit Kawasaki, maka prosedur pengobatan yang akan dijalani adalah sebagai berikut:

1. Suntik IVIG

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Kawasaki adalah jenis penyakit tak menular yang menyerang organ jantung manusia.

Jika anak terserang penyakit ini, pengobatan pertama yang bisa dilakukan adalah pemberian IVIG.

IVIG adalah obat antibodi yang dapat diberikan melalui suntikan dan sangat berguna untuk meminimalisir gangguan pada jantung si anak.

Pemberian IVIG ini biasanya hanya diberikan satu kali saja sesuai dengan anjuran dokter. Namun jika dalam kurun waktu 36 jam anak masih belum mendapatkan kemajuan, maka cara ini dapat diulangi kembali oleh dokter.

2. Pemberian Obat Kortikosteroid

Pemberian Kortikosteroid ini sangat dianjurkan anak yang tidak menimbulkan efek samping ketika diberikan IVIG.
Ketika anak dalam masa pengobatan, maka kondisi jantung harus selalu dipantau.

Jika tidak memperlihatkan gejala penyakit kelainan jantung, maka pemberian kortikosteroid dapat diberhentikan.

3. Pemberian Aspirin Sesuai Anjuran Dokter

Aspirin sebenarnya tidak diperbolehkan untuk anak yang berusia di bawah 16 tahun. Namun, untuk pengobatan penyakit Kawasaki hal ini jadi pengecualian. Selama masa pengobatan, penggunaan aspirin akan diberikan selama 6 bulan penuh.

Jika selama 6 bulan gejala seperti demam dan sejenisnya tidak lagi terasa, maka dosis akan diturunkan secara bertahap.
Perlu bunda ingat, pemberian aspirin hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis atau dokter saja.

Selain itu, jika anak mengalami efek samping seperti cacar air dan flu, maka segera diberhentikan.

Hingga saat ini penyebab penyakit Kawasaki pada anak memang belum bisa dipasarkan secara medis. Banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi baik dari lingkungan maupun faktor genetik.

Pencegahan penyakit ini hanya bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, dan segera membawa anak ke dokter jika menemukan gejala seperti tersebut diatas.