Salah satu gangguan kulit yang kerap menyerang si kecil adalah dermatitis seboroik pada bayi. Kondisi ini ditandai dengan kulit kering, mengelupas hingga memerah.

Meski penyakit ini umum terjadi, namun penting mengetahuinya. Dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai dermatitis seboroik pada bayi.

Pengertian Dermatitis Seboroik pada Bayi

Dermatitis seboroik pada bayi biasanya muncul di area kulit yang mempunyai banyak kelenjar minyak. Misalnya kulit kepala, wajah, dada hingga punggung.

Meski penyakit ini tidak menular namun mempunyai dampak pada kesehatan secara umum. Pasalnya penyakit ini bisa menyebabkan gatal yang membuat tidak nyaman.

Dermatitis seboroik sendiri terbagi ke dalam dua bentuk yakni pada bayi dan orang dewasa. Biasanya pada bayi akan terjadi sebelum usia 3 bulan dan akan sembuh dengan sendirinya usia 6-12 bulan.

Sedangkan pada orang dewasa penyakit ini biasanya muncul pada akhir masa remaja. Namun penyakit ini umumnya terjadi pada orang lansia dan lebih sering menjangkit pria.

Penyebab Dermatitis Seboroik pada Bayi

Meski penyebab dermatitis seboroik pada bayi belum diketahui. Namun penyebab penyakit ini diduga berkaitan dengan jamur Malassezia furfur serta peradangan yang terkait dengan psoriasis.

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan penyakit ini yakni peningkatan kadar androgen (hormon). Bisa juga adanya peningkatan kadar lipid kulit, riwayat keluarga hingga reaksi peradangan.

Penyakit ini juga bisa disebabkan karena stres, kulit berminyak. Selain itu bisa juga diakibatkan karena menggunakan lotion berbahan dasar alkohol hingga riwayat kelainan kulit lainnya.

Cara Mengatasi Dermatitis Seboroik pada Bayi

Dermatitis seboroik pada bayi bisa diatasi dengan beberapa cara. Salah satunya adalah membersihkan bagian kulit menggunakan shampo anti ketombe secara rutin.

Anda bisa menggunakan sampo atau sabun khusus untuk dermatitis seboroik pada bayi. Biasanya produk tersebut tidak mengandung detergen atau pewangi, sehingga ringan dan tidak perih.

Hindari membersihkan kulit menggunakan pembersih jenis kosmetik karena rentan menimbulkan iritasi. Saat membersihkan area tersebut gunakan produk yang tidak menimbulkan iritasi.

Pastikan tidak menggosoknya terlalu kencang, Anda bisa memijat secara lembut untuk mengeluarkan kerak. Usahakan tidak melepaskan sisik kulit dengan menggunakan tangan secara langsung.

Selain itu sebelum mencuci kepala bayi setidaknya satu jam sebelumnya oleskan baby oil terlebih dahulu. Jika diperlukan, konsultasikan dengan medis untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Tips Mencegah Dermatitis Seboroik pada Bayi

Ada beberapa tips mencegah dermatitis seboroik pada bayi. Berikut ini beberapa langkah untuk mencegahnya.

1. Rutin Keramas

dermatitis seboroik pada bayi
ilustrasi bayi keramas (foto:Freepik)

Keramas secara rutin 2-3 hari sekali menjadi salah satu tips untuk mencegah dermatitis seboroik. Di antara jadwal keramas, pastikan senantiasa menjaga kebersihan kulit kepalanya.

2. Pilih Produk Perawatan Tanpa Pewangi, Pewarna, Alkohol

Selain itu pilihlah produk perawatan bayi yang tidak mengandung pewangi, pewarna, alkohol atau bahan-bahan yang bisa membuat iritasi. Agar kulit kepala senantiasa lembab dan tidak mengelupas.

3. Pastikan Kelembaban Kulit bayi

dermatitis seboroik pada bayi
ilustrasi jaga kelembapan kulit bayi (foto:Freepik)

Namun tetap pastikan kelembapannya harus terjaga jangan sampai terlalu berminyak karena dapat membuat minyak menumpuk. Pastikan juga kulit bayi tetap kering.

Karena kulit kepala bayi yang lembab bisa mengundang jamur penyebab dermatitis seboroik. Maka dari itu memperhatikan kondisi kesehatan kepala bayi sangat penting dilakukan.

Anda bisa melakukan cara mengobati dan mencegah dermatitis seboroik di atas. Dengan melakukan langkah-langkah di atas, dermatitis seboroik pada bayi bisa segera sembuh dan dicegah.

Itulah ulasan mengenai dermatitis seboroik pada bayi lengkap dengan penyebab, cara mengatasi hingga cara mencegahnya yang penting diketahui oleh Bunda di rumah.