Kucing merupakan hewan peliharaan yang paling banyak digemari oleh semua kalangan. Akan tetapi bunda harus mulai memantau kebiasaan anak bermain dengan kucing. Karena walaupun lucu, hewan yang satu ini tidak selalu aman bagi si anak ya.

Bagian yang paling sensitif untuk kesehatan si anak biasanya ada pada bulu kucing. Bulu kucing yang tidak sehat karena kotoran ataupun bakteri nyatanya dapat mempengaruhi kesehatan si anak.

Nah, agar lebih aware, berikut dampak kesehatan yang mungkin terjadi anak karena senang bermain dengan kucing.

Dampak Dari Kebiasaan Anak Bermain Dengan Kucing Jika Tanpa Pengawasan

Kebiasaan Anak Bermain Dengan Kucing

Tanpa pengawasan, anak akan jauh lebih mudah bermain dengan apa saja. Walaupun kucing seringkali dijadikan teman bagi si anak, ternyata dapat menimbulkan risiko yang serius lho.

Berikut resiko-risiko besar yang tidak boleh dipandang sepele untuk si anak:

1. Menyerang Area Pernafasan

Hampir sebagian besar kucing mempunyai kebiasaan untuk mengeluskan dirinya ke manusia. Kebiasaan ini memang seringkali diartikan sebagai rasa sayang dan cinta antara si kucing dan majikan.

Akan tetapi dibalik kemanjaan si kucing, ternyata dapat berdampak buruk bagi pernafasan pada anak.

Jika si kucing sedang terjangkit bakteri pada bulunya, tentu akan sangat berbahaya. Maka dari itu penting untuk melakukan peningkatan pengawasan pada si anak.

2. Mengalami Alergi

Alergi pada binatang sebenarnya merupakan hal biasa yang sering terjadi. Akan tetapi jika alergi ini terjadi pada anak, maka akan berisiko cukup tinggi.

Alergi pada kucing bisa saja disebabkan dari bulu, cakar, liur, dan bagian lain yang menjadi tempat bersarangnya bakteri.

Agar anak tidak mengalami alergi, berikan batas waktu bermain dengan si kucing. Kalaupun anak dalam kondisi tidur, ada baiknya bunda harus pisahkan agar tidak satu tempat tidur.

3. Bakteri Masuk Ke Mulut

Kebiasaan Anak Bermain Dengan Kucing

Kucing yang sering keluar rumah tentu kebanyakan akan membawa kotoran dan bakteri. Walaupun hal ini tidak dapat dilihat secara mata telanjang, akan tetapi pastikan untuk menjauhkan si anak dari kucing ya.

Mengapa demikian? karena kebiasaan anak yang suka memasukkan tangannya akan berisiko terserang penyakit bila berbaur dengan kucing yang kotor.

4. Cat Scratch Disease

CSD adalah sebuah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh cakaran kucing, gigitan, ataupun jilatan. Gejala ini muncul ditandai dengan kondisi tangan yang melepuh, pembekakan pada area yang dicakar, dan demam.

Jika anak mengalami gejala ini, maka bunda dapat memberikan antibiotik sebagai langkah pengobatan yang pasti.

5. Gangguan Pencernaan

Gangguan pencernaan sering terjadi karena bakteri Campylobacter yang biasa hidup di dalam saluran pencernaan kucing.

Anak dapat tertular penyakit ini jika tidak membiasakan diri untuk mencuci tangan ketika usai bermain dengan kucing.

Penyakit ini sering ditandai dengan masalah gangguan pencernaan seperti diare, sakit perut, dan demam. Walaupun terlihat sepele, akan tetapi untuk usia anak-anak tentu sangat perlu diperhatikan ya, bunda.

6. Penyakit Kurap

Kebiasaan Anak Bermain Dengan Kucing

Kurap pada dasarnya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur. Tidak hanya manusia saja, akan tetapi jamur dari kucing yang biasa menyerang manusia adalah jenis Microsporum canis atau Trichophyton mentagrophytes.

Gejala ini sering ditandai dengan bulatan merah dengan kondisi kulit bertekstur kasar. Walaupun begitu, sebagai langkah pengobatan bunda dapat memberikan obat anti jamur pada si anak.

7. Gatal-Gatal Karena Jamur

Berguling di pasir adalah kebiasaan yang sering kucing lakukan. Namun meski terlihat wajar, hal ini ternyata jadi awal penularan berbagai jenis penyakit kulit salah satunya jamur atau scabies.

Oleh karena itu, bunda perlu lebih berhati-hati jika kucing menunjukkan kehalalan jamur atau scabies.

Biar tidak menular ke manusia atau anak, segera lakukan perawatan pada kucing dan pastikan ia masuk ke rumah dalam keadaan bersih.

Kebiasan anak bermain dengan kucing ternyata tak selamanya baik ya bun. Ada banyak masalah kesehatan yang mungkin bisa sangat mempengaruhi perkembangan anak.

Namun meski demikian, bukan berarti bunda melarang sepenuhnya anak bermain kucing. Bunda hanya perlu mengawasi mereka dan memastikan bagawa anabul dalam keadaan sehat, bebas jamur dan sudah vaksinasi.