Terapi bekam adalah salah satu metode pengobatan tradisional yang dipercaya dapat mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Namun bagaimana dengan ibu hamil, Bolehkah ibu hamil melakukan terapi bekam? Simak penjelasan berikut ini

Meskipun terapi pijat bekam memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan, seperti meredakan nyeri otot, meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi peradangan, dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh.

Bahkan, sebuah studi di tahun 2012 mengatakan terapi pijat bekam bisa mengatasi permasalahan seperti jerawat, kelumpuhan wajah, herniasi lumbal, batuk, dan spondylosis serviks.

Namun, terapi pijat bekam juga memiliki beberapa efek samping, seperti memar, luka, infeksi, dan perdarahan.

Apakah Ibu Hamil Boleh Terapi Bekam?

Bolehkah Ibu Hamil Melakukan Terapi Bekam
Ilustrasi Ibu Hamil Melakukan Terapi Bekam (Foto: Canva)

Menurut dokter Dyah Novita Anggraini, seperti dikutip dari klikdokter.com terapi bekam tidak dianjurkan untuk ibu hamil,  Alasannya, terapi bekam dapat menimbulkan beberapa risiko bagi tubuh ibu hamil.

“Kulit ibu hamil sensitif dan mudah terinfeksi. Terapi bekam itu seperti menghisap kulit dan kadang-kadang mengeluarkan darah. Hal ini bisa meningkatkan risiko infeksi,” kata dr. Vita.

Terapi bekam juga bisa menimbulkan efek samping seperti sakit, bengkak, terasa panas, mual, dan perubahan warna kulit di bagian yang diterapi. Oleh karena itu, terapi bekam sangat tidak disarankan untuk ibu hamil.

Selain itu, dr. Vita juga mengatakan bahwa alat bekam yang digunakan mungkin tidak steril. Terapis bekam juga mungkin tidak tahu efek samping bekam yang bisa dialami ibu hamil.

“Jadi, jika ibu hamil merasa tidak sehat atau nyeri di beberapa bagian tubuh, sebaiknya langsung pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan aman dari tim medis,” tambah dr. Vita.

Selain ibu hamil, terapi pijat bekam juga tidak disarankan untuk beberapa kondisi lain, seperti anak-anak di bawah 4 tahun, wanita yang sedang menstruasi, orang yang mengonsumsi obat pengencer darah, penderita penyakit pembekuan darah, riwayat masalah pada kulit, dan epilepsi.

Bahaya Terapi Bekam Untuk Ibu Hamil dan Janin

Ibu Hamil Melakukan Terapi Bekam
Ilustrasi Ibu Hamil Melakukan Terapi Bekam (Foto: Pixabay)

Berikut adalah beberapa bahaya terapi bekam untuk ibu hamil dan janin yang perlu ibu hamil ketahui.

1. Risiko infeksi

Kulit ibu hamil cenderung lebih sensitif dan rentan terhadap infeksi. Jika terapi bekam tidak dilakukan dengan benar dan steril, maka ada kemungkinan kulit yang ditusuk dan berdarah dapat terinfeksi oleh bakteri atau kuman.

Infeksi kulit dapat menyebabkan rasa sakit, bengkak, nanah, demam, dan bahkan sepsis. Infeksi kulit juga dapat menyebar ke janin melalui plasenta dan menyebabkan komplikasi serius, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, atau kematian janin.

2. Risiko perdarahan

Terapi bekam basah melibatkan pengeluaran darah dari dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan ibu hamil kehilangan darah yang cukup banyak dan mengalami anemia.

Anemia dapat menyebabkan ibu hamil merasa lemah, pucat, sesak napas, pusing, dan mudah lelah. Anemia juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, serta meningkatkan risiko persalinan sulit dn pendarahan postpartum.

3. Risiko kerusakan jaringan

Terapi bekam dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit, otot, saraf, atau pembuluh darah yang terkena tusukan atau hisapan. Kerusakan jaringan dapat menyebabkan rasa sakit, bengkak, memar, luka, atau bekas luka.

Kerusakan jaringan juga dapat mengganggu fungsi normal dari organ atau sistem tubuh yang terlibat. Misalnya, jika terapi bekam dilakukan di daerah leher, maka dapat menyebabkan kerusakan pada saraf vagus yang mengatur detak jantung, tekanan darah, dan pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan ibu hamil mengalami aritmia, hipotensi, atau mual.

4. Risiko gangguan hormonal

Terapi bekam dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal dalam tubuh ibu hamil. Hormon adalah zat kimia yang mengatur berbagai proses biologis, seperti metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, dan mood.

Hormon juga berperan penting dalam menjaga kesehatan ibu dan janin selama kehamilan. Jika terapi bekam mengganggu produksi atau pelepasan hormon tertentu, maka dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti diabetes gestasional, preeklampsia, depresi postpartum, atau gangguan tiroid

Terapi bekam adalah salah satu metode pengobatan tradisional yang dipercaya dapat mengeluarkan racun dari dalam tubuh.

Namun, terapi bekam tidak disarankan untuk dilakukan oleh ibu hamil karena dapat menimbulkan berbagai bahaya bagi ibu dan janin, seperti infeksi, perdarahan, kerusakan jaringan, gangguan hormonal, atau stres.

Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya menghindari terapi bekam dan memilih metode pengobatan yang lebih aman dan tidak terlalu invasif, seperti akupunktur, pijat, atau meditasi. Jika ibu hamil ingin melakukan terapi bekam, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan dan terapis profesional.