Bahayakah Muntaber Pada Anak Dan Bayi? Simak Penjelasannya!
Bahayakah muntaber pada anak? Bunda ketika anak mengalami muntaber, sebaiknya bunda jangan terlalu panik berlebihan. Sebab jika bunda panik, maka tidak akan menemukan solusi yang tepat.
Muntaber (muntah berak) ini adalah penyakit yang menular dan sering diderita oleh bayi. Penyakit ini terjadi karena diakibatkan oleh adanya virus, bakteri dan mikroorganisme lain yang menginfeksi usus dan menyebabkan peradangan.
Umumnya gejala utama yang sering muncul yakni buang air besar secara terus-terusan. Tekstur feses cair dan diikuti dengan muntah-muntah.
Muntaber ini dapat menyerang siapa saja baik orang dewasa maupun anak-anak. bahkan seorang bayi juga berisiko terkena muntaber. Yuk, bunda ketahui penyebab terjadinya muntaber pada anak.
Penyebab Terjadinya Muntaber Pada Anak Dan Bayi
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa muntaber dapat terjadi pada anak dan bayi. Berikut ini beberapa penyebab yang umumnya terjadi pada bayi dan anak.
Adanya infeksi mikroorganisme seperti bakteri, jamur, cacing, protozoa dan sebagainya. Paling sering terjadi karena bakteri E.Coli.
- Keracunan pada makanan dan minuman yang dikonsumsi anak
- Adanya infeksi pada saluran kemih dan pernapasan anak
- Kurang gizi
- Anak kekurangan asupan protein
- Hidup di lingkungan yang kotor
- Cairan dari mulut, seperti air liur atau muntahan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya muntaber.
- Sanitasi buruk serta adanya penggunaan WC kotor yang terkontaminasi pada penderita muntaber.
Gejala Dan Tanda Anak Mengalami Muntaber
Ada beberapa gejala dan tanda yang perlu bunda waspadai terutama pada anak yang diduga mengalami muntaber. Berikut ini gejalanya yang bisa bunda coba lihat pada anak.
1. Diare
Gejala yang paling utama dan umum terjadi adalah anak mengalami diare atau buang air besar secara terus-menerus. Biasanya diare ini akan muncul feses dengan tekstur lembek serta encer.
Frekuensi diare pada anak ini dapat meningkat 5-10 kali dalam sehari. Hal tersebut diakibatkan adanya infeksi pada saluran cerna anak, sehingga mengakibatkan peradangan.
Kondisi tersebut tidak boleh dianggap remeh karena dapat menyebabkan anak dehidrasi. Pastikan bunda selalu penuhi kebutuhan ASI atau cairan anak secara cukup.
2. Muntah-Muntah
Gejala selanjutnya adalah muntah-muntah pada anak. bisanya muntah ini terjadi dengan frekuensi yang sangat berlebihan.
Muntah ini biasanya diawali dengan rasa mual dan rewel pada anak. mereka jug cenderung menolak makanannya. Apabila terjadi muntah-muntah berlebih ini segeralah bawa bayi ke dokter.
3. Berat Badan Menurun
Infeksi bakteri E.Coli dan Shigella pada sistem cerna anak dapat membuat kerja usus menjadi menurun. Makanan atau minuman yang dikonsumsi anak menjadi tidak terserap dengan baik.
Selain itu anak dan bayi yang terkena muntaber akan mengeluarkan cairan dari tubuhnya secara terus-menerus. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi tampak kurus dan berat badannya menurun.
4. Wajah Anak Terlihat Kecil
Akibat bobot tubuh anak yang menurun, maka menyebabkan wajah anak menjadi terlihat kecil. Pipi anak menjadi lebih tirus dan pucat dari biasanya.
Hal ini terjadi apabila anak sudah mengalami muntaber selama berhari-hari dan tidak kunjung sembuh. Ia mungkin anak mengalami gejala dehidrasi. Sehingga menyebabkan tubuh anak turun secara drastis.
5. Kulit Kering Dan Bibir Pecah-Pecah
Diare yang terus-terusan dapat menyebabkan si kecil mengalami dehidrasi hingga berujung pada gejala kulit yang tampak kering. Selain itu terjadinya bibir pecah-pecah ini apabila sudah pada tahap parah.
Hal ini menyebabkan kulit kehilangan elastisitasnya dan membuat bayi tampak lemas apabila hal tersebut terjadi pada anak dan bayi bunda, segeralah pergi ke dokter.
6. Demam
Penderita munatber juga akan mengalami kenaikan suhu pada tubuhnya atau demam, hal ini menyebabkan munculnya sakit kepala pada penderita.
Untuk itu penting bagi bunda memastikan kalau selalu mengukur suhu anak dengan termometer. Apabila demam sudah terlalu tinggi dan jika diobati tidak kunjung membaik. Sebaiknya segeralah ke dokter.
Bahayakah Muntaber Pada Anak Dan Bayi?
Melihat gejala yang disebabkan muntaber pada anak ini tentu sangatlah berisiko sekali. Anak atau bayi yang mengalami muntaber ini akan lebih berbahaya dibandiangkan orang dewasa.
Jadi, bahayakah muntaber pada anak dan bayi? Tentu saja berbahaya. Karena muntaber yang terjadi dalam kurun waktu lama, akan membuat anak lemas dan mengalami dehidrasi.
Umumnya juga risiko komplikasi yang lebih tinggi ini sebab imun anak dan bayi yang masih agak lemah. Apabila tidak segera diatasi maka akan memicu gangguan pencernaan hingga kehilangan cairan elektrolit pada anak.
Bahkan hingga tahap yang lebih parah, bayi dapat saja mengeluarkan feses yang bercampur dengan darah.
Jadi, bahayakah muntaber pada anak dan bayi? Tentu sangat berbahaya sekali ya bunda. Sebaiknya ketika anak terkena muntaber, langsung pergi ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut secara medis.