Krisis Popok! Ibu di Gaza Pilih Gunakan Plastik Sebagai Pengganti Popok Darurat
Hampir lebih dari 100 hari dalam kepungan zionis Israel, kondisi masyarakat di Gaza kian memprihatinkan.
Selain makanan dan tenaga kesehatan, saat ini Gaza krisis popok untuk bayi sehingga masyarakat disana terpaksa gunakan plastik kresek sebagai pengganti popok.
Selain langka, harga popok di Gaza juga melambung tinggi dan bisa mencapai 200 shekel atau sekitar Rp 850 ribu/bungkusnya.
Hal inilah yang kemudian membuat para ibu di Gaza mulai beralih dari popok ke plastik kresek.
Gaza Krisis Popok, Bayi Terpaksa Gunakan Plastik Kresek
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, harga popok di Gaza tembus hingga Rp 850 ribu/bungkus dan membuat ibu disana kesulitan untuk membelinya.
Hingga pada akhirnya, mereka memilih menggunakan celana yang terbuat dari kantong kresek sebagai pengganti popok.
Inas Al-Masry selaku warga Gaza yang memiliki anak balita mengaku sudah tak sanggup lagi untuk membeli perlengkapan bayi karena harganya super mahal.
Selain itu, ia juga mengaku sudah tak punya pakaian, selimut hingga matras untuk tidur. Hal ini kian mempersulit keadaan mereka ditambah cuaca dingin sementara mereka harus tidur di tenda.
Inas Al-Masry juga mengaku, meskipun anaknya menggunakan kresek sebagai pengganti celana, namun rasanya juga tetap tidak nyaman.
Selain itu, kresek yang digunakan juga harus diganti setiap pagi, dan dirinya pun sulit untuk mendapatkannya.
Butik Gaun Pengantin di Gaza Banting Setir Jadi Produsen Popok Handmade
Tak hanya, Inas Al-Masry hampir semua warga di Gaza merasakan hal yang sama.
Salah satunya para pemilik dan penjahit butik di Rafah yang kini banting setir jadi produsen popok handmade.
Kabarnya, popok tersebut terbuat dari sisa APD daur ulang dari pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
Selain bayi, lansia dan penyandang difabel di Gaza saat ini juga tengah mengalami krisis kebutuhan.
Mereka bahkan tak punya banyak uang untuk membeli kebutuhan karena harganya yang terus melambung tinggi.