Seberapa Sering Botol Susu Bayi Harus Diganti? Ini Penjelasannya
Botol susu yang tidak diganti secara teratur berpotensi jadi tempat berkembangnya bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan penyakit. Pertanyaannya, seberapa sering botol susu bayi harus diganti?
Seberapa Sering Botol Susu Bayi Harus Diganti?
Sering dan tidaknya botol susu harus diganti tergantung pada bahan botol yang bunda gunakan.
Jika bunda menggunakan botol susu berbahan plastik dan BPA free maka harus rutin menggantinya setiap 6 bulan sekali.
Kemudian jika bunda menggunakan botol dari bahan kaca, maka prosedur penggantiannya bisa setiap 12 bulan sekali.
Selain bahan botol, bunda juga harus memperhatikan kondisi dari botol yang saat ini sedang digunakan si kecil.
Jika sudah terlihat buram, menimbulkan bau tak sedap, tergores, retak atau dot robek bunda harus segera menggantinya dengan botol baru.
Sedangkan dot, harus diganti setiap satu hingga dua bulan sekali ya bun. Hal ini disebabkan karena dot bayi terbuat dari bahan silikon yang bisa robek kapan saja.
Apa Dampak Kesehatan Jika Botol Bayi Tidak Rutin Diganti?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, botol bayi yang tidak rutin diganti bisa jadi sarang bakteri dan menimbulkan gangguan kesehatan pada anak.
Berikut adalah beberapa gangguan kesehatan yang mungkin terjadi jika bunda tidak rutin ganti botol bayi:
1. Alami Gangguan Pencernaan
Beberapa masalah kesehatan yang sering dialami bayi ketika botol susu tidak rutin diganti adalah diare, kolik dan muntah.
Diare bisa disebabkan karena adanya bakteri dan jamur yang bersarang pada botol susu si kecil. Jika tidak segera diatasi, diare bisa sebabkan anak kekurangan cairan hingga kekurangan nutrisi.
Selain diare, bayi juga rentan alami kolik atau rasa sakit dan gas di perut. Kolik biasanya ditandai dengan bayi yang terus menerus menangis karena ada rasa tak nyaman pada perut si kecil.
Terakhir, bayi yang terkontaminasi bakteri pada botol susu tak higienis juga bisa sebabkan muntah hingga keracunan.
2. Infeksi dan Kerusakan Gigi
Kondisi botol yang sudah tak layak pakai ternyata juga bisa sebabkan infeksi pada saluran telinga, mulut dan pernapasan lho bun.
Bahkan, dalam kasus tertentu, bayi bisa saja alami kondisi gigi berlubang dan kerusakan enamel gigi karena adanya sisa susu yang sudah menjadi kerak dalam botol susu bayi.
3. Risiko Tersedak
Terakhir, dot yang sudah rusak membuat aliran susu menjadi semakin deras. Hal ini tentu akan sangat berisiko karena bisa membuat bayi tersedak.
Kejadian bayi tersedak susu ini tak bisa dianggap sepele karena bisa menyebabkan gagal nafas hingga kematian.
Jenis Botol Susu yang Aman Untuk Bayi
Bunda, memilih botol susu yang tepat sangat berpengaruh untuk menunjang kesehatan dan kenyamanan si kecil. Agar tidak salah pilih, berikut jenis botol susu yang aman untuk bayi:
1. Botol Susu Kaca
Jenis botol susu ini bisa dijadikan rekomendasi karen bahan yang digunakan sudah bebas dari BPA dan bahan kimia lainnya.
Selain itu, botol susu kaca juga mudah untuk dibersihkan dan pastinya tahan lama. Sayangnya, material dari botol ini mudah pecah dan tidak aman dipegang bayi ketika diisi dengan susu yang terlalu panas.
2. Botol Susu Plastik
Kedua ada botol susu jenis plastik yang punya keunggulan ringan, tidak mudah pecah, jenis banyak dan murah.
Namun sayangnya botol ini mengandung BPA, berbau, mudah tergores dan kadang bisa menyerap warna.
3. Botol Susu Silikon
Keunggulan dari botol ini adalah bahannya super lembut, nyaman untuk bayi dan mudah dibersihkan.
Hanya saja, kekurangan dari botol ini adalah mudah menyerap bau dan warna, tidak tahan lama dan mahal.
4. Botol Susu Polypropylene
Botol susu yang satu ini punya keunggulan bebas Bebas BPA dan bahan kimia lainnya, ringan dan tidak mudah pecah dengan harga yang terjangkau.
Hanya saja, Botol Susu Polypropylene punya kekurangan yaitu mudah pecah dan tidak tahan lama.
Demikian pembahasan tentang seberapa sering botol susu harus diganti dan jenis botol yang aman untuk si kecil. Bagaimana, sudah cek kondisi botol si kecil bun? Yuk, segera ganti jika memang sudah tidak layak.