Parallel Parenting: Pola Asuh Pasca Orang Tua Divorce, Tetap Kompak Demi Anak
Ungkapan “Tidak ada mantan anak” mungkin bisa jadi tagline dari orang tua yang menganut parallel parenting pasca keduanya divorce.
Parallel parenting adalah jenis pola asuh pasca perceraian dimana orang tua masih tetap kompak dalam membesarkan anak.
Pola asuh semacam ini dapat ayah dan bunda temukan dari public figure seperti Gisella Anastasia dan Gading Marten atau Desta dan mantan istrinya Natasha Rizki.
Dimana kedua mantan pasangan tersebut masih terlihat kompak dan selalu ada untuk anak-anak walau sudah berpisah.
Tentang Parallel Parenting
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, parallel parenting adalah pola asuh pasca perceraian yang mengarah ke hal positif.
Kenapa positif? Ya, karena kedua orang tua masih berkomitmen untuk memberikan kasih sayang dan tanggung jawab penuh kepada anak sama seperti sebelum berpisah.
Orang tua yang menggunakan pola asuh semacam ini biasanya akan membuat planning secara tertulis dan disepakati kedua tanpa adanya paksaan.
Selain itu, parallel parenting juga bermanfaat untuk mengurangi berbagai masalah perilaku pasca perceraian, masalah emosional, anak dapat full kasih sayang hingga hubungan keluarga jauh lebih baik.
Tips Sukses Terapkan Parallel Parenting
Meskipun berdampak positif, namun parallel parenting tak mudah untuk dilakukan lho. Harus ada planning matang dan kesepakatan antara kedua belah pihak agar tidak jadi berat sebelah.
Oleh karena itu, berikut adalah tips sukses terapkan parallel parenting:
1. Buat Susunan Rencana Pengasuhan
Agar pola asuh semacam ini dapat berjalan dengan baik, ayah dan bunda perlu membuat susunan rencana pengasuhan.
Susunan rencana ini harus dibuat dalam bentuk dokumen tertulis dan disepakati oleh kedua belah pihak.
Untuk hal-hal yang perlu dibuatkan rencana bisa berupa planning menginap di rumah orang tua, planning liburan, antar jemput sekolah hingga masalah komunikasi.
2. Tidak Menjadikan Anak Sebagai Sarana Penyampaian Pesan
Parallel parenting bisa tercapai dengan baik asalkan kedua orang tua tidak menjadikan anak sebagai sarana penyampaian pesan.
Seberat apapun permasalahan perceraian ayah bunda, komunikasi tetap harus berjalan karena ini semua demi anak.
Terbiasa menggunakan anak sebagai sarana penyampaian pesan memberi sinyal bahwa hubungan ayah bunda dalam keadaan tidak baik. Dan itu berarti pola asuh parallel tidak berjalan dengan baik.
3. Jadilah Orang Tua yang Spesifik
Cara selanjutnya yang bisa ayah bunda lakukan adalah jadi lebih spesifik dalam planning pergantian pengasuhan anak.
Contoh sederhananya adalah menerapkan waktu dan tempat untuk ayah dan bunda berkumpul dengan anak. Atau merencanakan kejutan ulang tahun dan kesepakatan pemberian kado.
4. Menentukan Bagaimana Cara Ayah Bunda Mengambil Keputusan
Tips terakhir dan yang paling penting adalah tentang bagaimana cara ayah dan bunda dalam mengambil keputusan khususnya untuk masa depan anak.
Dan karena ayah bunda saat ini sudah bercerai, keputusan ini mungkin bisa dinegosiasikan bersama dengan keluarga besar atau jika perlu konsultan.
Hal ini bertujuan agar paraller parenting dapat tercapai dengan baik dan menghindari terjadinya konflik.
Terakhir, meskipun tak semua bisa melakukan paraller parenting, namun mencoba untuk menerapkannya bukan sebuah hal yang salah kan?