Sakit merupakan kondisi umum yang dialami oleh semua orang, termasuk bayi. Hal ini wajar karena sistem kekebalan tubuh bayi masih dalam tahap perkembangan, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri.

Namun, pernahkah Mama mendengar anggapan bahwa ketika bayi sakit, ia akan menjadi lebih pintar? Beberapa orang percaya bahwa sakit pada bayi merupakan tanda ia akan mencapai tonggak perkembangan baru, seperti mulai berjalan atau berbicara. Tapi, benarkah demikian?

Mari kita telusuri fakta medisnya dan tips menjaga kesehatan bayi agar selalu optimal.

Mitos atau Fakta: Bayi Sakit Menandakan Akan Pintar?

Ada kepercayaan turun-temurun yang mengatakan bahwa bayi demam, kejang, atau pilek merupakan tanda bahwa ia sedang mengalami perkembangan kognitif yang pesat, misalnya, akan segera bisa berbicara atau berjalan.

Namun, menurut dr. Mas Nugroho Ardi Santoso, M.Kes, Sp.A, anggapan tersebut hanyalah mitos. Dalam unggahannya di Instagram, dr. Ardi menegaskan bahwa sakit pada bayi tidak ada hubungannya dengan kecerdasan atau perkembangan kognitif.

Justru, mitos ini bisa berbahaya karena orangtua mungkin cenderung menyepelekan gejala sakit pada bayi dengan anggapan bahwa si Kecil akan “menjadi lebih pintar.”

Sebaliknya, bila bayi sakit, penting bagi orangtua untuk segera mencari perawatan yang tepat. Jangan pernah membiarkan bayi sakit tanpa perhatian medis hanya karena percaya pada mitos tersebut. Kesehatan bayi harus menjadi prioritas utama agar mereka dapat berkembang dengan baik.

Tips Menjaga Kesehatan Bayi

Merawat kesehatan bayi memerlukan perhatian khusus, terutama dalam hal nutrisi dan aktivitas fisik. Berikut beberapa langkah penting yang bisa Mama lakukan untuk menjaga kesehatan si Kecil:

1. Pemberian ASI

Menyusui eksklusif selama enam bulan pertama merupakan cara terbaik untuk memberikan nutrisi optimal bagi bayi. Setelah usia enam bulan, bayi dapat mulai dikenalkan dengan makanan padat, namun ASI tetap menjadi sumber gizi utama hingga usia satu tahun.

2. Mengenalkan Makanan Sehat

Saat mulai memberikan makanan padat, berikan secara perlahan dan biarkan bayi mengenal berbagai rasa dan tekstur makanan. Hindari memaksa bayi untuk makan, tetapi dorong mereka untuk mencoba berbagai makanan sehat.

3. Aktivitas Fisik

Meski bayi belum bisa berjalan atau berlari, tetap penting untuk menjaga mereka tetap aktif. Beri mereka ruang untuk bergerak bebas, misalnya dengan membiarkan mereka berbaring dan merangkak di lantai. Jangan biarkan bayi terlalu lama berada di ayunan atau kereta dorong.

4. Waktu Tidur yang Cukup

Tidur sangat penting bagi perkembangan bayi. Bayi usia 4ā€“12 bulan membutuhkan sekitar 12ā€“16 jam tidur per hari, termasuk tidur siang. Pastikan bayi tidur dengan jadwal yang teratur.

5. Batasi Waktu Layar

American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan agar anak di bawah usia 18 bulan tidak terpapar media layar kecuali untuk video call. Terlalu banyak waktu layar dapat mengganggu perkembangan kognitif dan emosional mereka.

Vaksinasi untuk Melindungi Bayi

Salah satu cara paling efektif untuk menjaga kesehatan bayi adalah memastikan mereka mendapatkan Vaksinasi tepat waktu. Vaksinasi membantu melindungi bayi dari penyakit serius. Diskusikan dengan dokter anak mengenai jadwal vaksinasi yang diperlukan sesuai usia bayi.

Kini, Mama sudah tahu bahwa anggapan bahwa bayi sakit akan menjadi lebih pintar hanyalah mitos belaka. Yang terpenting adalah selalu menjaga kesehatan dan keselamatan bayi dengan langkah-langkah yang tepat.

Kesehatan yang optimal akan mendukung tumbuh kembang bayi secara maksimal, memungkinkan mereka untuk mencapai tonggak perkembangan sesuai dengan usia mereka.