Wajib Tahu! Ini Pengertian Penyakit Ain Pada Anak Menurut Islam
Penyakit ain pada anak menurut Islam telah menjadi topik yang sering dibicarakan akhir-akhir ini. Terutama oleh kalangan publik yang berada di media sosial.
Penyakit ain memang selalu dikaitkan dengan ajaran Islam, karena telah disebutkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW.
Penyakit ain menjadi topik yang selalu di bahas di media sosial karena penyakit ini dapat berawal dari postingan-postingan yang menimbulkan hasad berupa iri dan kedengkian.
Tak sedikit orang tua yang memajang foto anak di media sosial, dan akhirnya foto tersebut mendapat banyak like dan pujian. Namun pujian itulah yang justru menimbulkan ketakutan tersendiri.
Dibalik pujian yang terlihat tulus, siapa yang tahu bahwa hal tersebut menimbulkan penyakit hati bagi pengguna sosmed yang lain.
Sehingga banyak dari warganet atau akun-akun dakwah yang saling mengingatkan untuk tidak sering-sering mengupload foto anak. Sebab hal tersebut bisa menimbulkan ain.
Biasanya peringatan-peringatan tersebut tidak hanya berlaku bagi artis, selebgram atau influencer, melainkan untuk semua orang tua yang memajang foto-foto cantik dan tampan sang anak.
Yuk, telaah lebih lanjut mengenai penyakit ain yang bisa tertuju pada anak, sebagai upaya mawas diri.
Tentang Penyakit Ain
Penyakit Ain merupakan penyakit atau kesengsaraan yang disebabkan oleh pandangan mata yang iri dan jahat pada orang lain. Penyakit ini berdasarkan keyakinan Agama Islam.
Selanjutnya, dalam Islam sendiri, penyakit Ain dipercaya memiliki kekuatan negatif yang bisa mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.
Penyakit ini tidak hanya berlaku bagi orang dewasa, tetapi juga dapat menyasar pada anak-anak.
Pandangan Islam Akan Penyakit Ain Pada Anak
Penyakit ain pada anak menurut Islam merupakan sesuatu yang kenyataannya harus diakui.
Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah Muhammad SAW yang bermakna bahwa jika ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, maka itu adalah Ain.
Kemudian dari riwayat lain, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Ain itu nyata, dan sebagian dari pengobatan adalah doa.” (HR. Abu Dawud).
Berdasarkan hadis di atas, umat Islam wajib percaya bahwa penyakit Ain itu nyata dan harus dihindari segala faktor penyebabnya.
Penyakit Ain pada anak tidak hanya didapatkan dari pandangan jahat secara langsung, tetapi juga berlaku di media sosial.
Itulah mengapa, bunda dan keluarga harus bijak dan berpikir dua kali ketika ingin memposting tentang anak di media sosial.
Contoh Penyakit Ain Pada Anak
Penyakit ain yang menyasar pada anak dapat disebabkan dari pengaruh negatif orang-orang yang melihatnya. Baik itu dari segi fisik, kepribadian, dan prestasi anak.
Hal-hal baik dan indah yang ada pada anak, mungkin akan menimbulkan pandangan iri dan dengki dari orang lain.
Dalam beberapa kasus nyata, terdapat contoh-contoh penyakit Ain pada anak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
1. Kerusakan atau Gangguan Fisik Secara Mendadak
Beberapa orang percaya bahwa adanya kerusakan, perubahan dan gangguan pada fisik anak secara tiba-tiba merupakan penyakit Ain.
Penyakit Ain tersebut bisa saja terjadi karena kecelakaan dan cedera fisik yang membuat fisik anak menjadi tidak sebaik sebelumnya.
2. Demam Tanpa Sebab
Ketika anak tiba-tiba demam, padahal sebelumnya sehat-sehat saja, maka beberapa orang percaya bahwa hal tersebut disebabkan penyakit Ain.
Sakit demam ini tentunya bukan demam biasa karena tidak terdeteksi secara medis.
3. Kemunduran Prestasi Akademis dan Sosial
Anak yang tiba-tiba mengalami kemunduran prestasi akademik dan sikap sosial yang menurun dipercaya sebagai penyakit Ain.
Menunjukkan prestasi anak di media sosial, dapat menimbulkan hasad orang lain sehingga penyakit Ain dapat muncul.
4.Gangguan Perilaku Anak
Jika anak tiba-tiba mengalami perubahan perilaku seperti rewel, menangis, sulit tidur, mudah marah, maka hal ini sering dikaitkan dengan efek penyakit Ain.
Demikianlah tentang penyakit Ain pada anak menurut Islam, yang keberadaannya terkadang belum sepenuhnya dipercaya orang lain.
Namun sebagai orang tua, ada baiknya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan anak agar terhindar dari sesuatu yang buruk. Wallahu a’lam bishawab.