10 Jenis Penyakit Anak di Musim Hujan, Bunda Harus Waspada dan Kenali Gejalanya
Berbagai jenis penyakit anak di musim hujan menghantui si buah hati Bunda.
Pasalnya memasuki hujan, berbagai berpotensi penyakit dapat mewabah.
Musim hujan merupakan salah satu musim yang terjadi di Indonesia. Di musim ini, ada banyak penyakit yang bisa menyerang Si Kecil, terutama ketika terjadi banjir.
Banjir tidak hanya menyebabkan bencana alam, tetapi juga menjadi media penyebaran berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan anak.
10 Jenis Penyakit Anak di Musim Hujan
Menurut Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Rawan Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa penyakit yang rawan terjadi pada anak saat musim hujan.
Berikut ini adalah 10 jenis penyakit anak di musim hujan, beserta penyebab dan pencegahannya:
1. Influenza
Influenza adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan.
Gejala yang umum terlihat adalah demam, nyeri otot, sakit tenggorokan, lesu, flu, dan bisa disertai dengan gejala infeksi saluran napas lainnya.
Gejala ini sepintas mirip dengan COVID-19, sehingga perlu dilakukan tes usap antigen atau PCR untuk memastikan diagnosisnya.
Untuk mencegah influenza, anak perlu menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup, dan menghindari kontak dengan orang yang sakit.
Selain itu, anak juga perlu mendapatkan vaksinasi influenza sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter.
2. Infeksi Jamur
Infeksi jamur adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang berkembang biak pada kulit yang lembap dan basah.
Gejala yang timbul adalah gatal, kemerahan, ruam, dan bisa disertai dengan luka atau nanah.
Infeksi jamur bisa menular melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi atau melalui benda yang terkontaminasi jamur, seperti handuk, pakaian, atau sepatu.
Untuk mencegah infeksi jamur, anak perlu menjaga kebersihan kulit dengan mandi secara teratur, mengeringkan kulit setelah beraktivitas, mengganti pakaian yang basah atau kotor, dan menghindari berbagi barang pribadi dengan orang lain.
Jika terjadi infeksi jamur, anak perlu segera mendapatkan pengobatan dari dokter.
3. Infeksi Saluran Cerna
Infeksi saluran cerna adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang masuk ke dalam saluran pencernaan.
Gejala yang muncul adalah mual, muntah, diare, perut kembung, nyeri perut, dan bisa disertai dengan demam.
Penyebab utama infeksi saluran cerna adalah konsumsi makanan atau air yang tercemar, terutama saat banjir.
Untuk mencegah infeksi saluran cerna, anak perlu mengonsumsi makanan yang bersih dan matang, minum air yang sudah dimasak atau direbus, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dan menghindari makanan yang dijual di pinggir jalan.
Jika terjadi infeksi saluran cerna, anak perlu minum banyak cairan untuk mengganti cairan yang hilang dan mendapatkan pengobatan dari dokter.
4. Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
Gejala yang timbul adalah demam, mual, muntah, nafsu makan menurun, lemas, kulit dan mata menguning, dan urine berwarna gelap.
Penularan hepatitis A terjadi melalui kontak dengan air, makanan, atau feses yang terkontaminasi virus hepatitis A.
Untuk mencegah hepatitis A, anak perlu mendapatkan vaksinasi hepatitis A sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter.
Selain itu, anak juga perlu menjaga kebersihan makanan dan air yang dikonsumsi, serta mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum makan.
5. Selesma
Selesma adalah infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Gejala yang muncul adalah batuk, pilek, sakit tenggorokan, bersin, hidung tersumbat, dan bisa disertai dengan demam.
Selesma bisa menular melalui droplet atau percikan air liur yang keluar saat batuk, bersin, atau berbicara.
Untuk mencegah selesma, anak perlu menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup, dan menghindari kontak dengan orang yang sakit.
Selain itu, anak juga perlu menjaga kebersihan hidung dengan membersihkan lendir yang menumpuk dan menghindari mengorek hidung.
Jika terjadi selesma, anak perlu minum banyak cairan, mengonsumsi obat sesuai resep dokter, dan menghindari merokok atau asap rokok.
6. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang masuk ke dalam tubuh melalui luka pada kulit atau selaput lendir.
Gejala yang timbul adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, kemerahan pada mata, kuning pada kulit dan mata, dan bisa disertai dengan gangguan ginjal atau hati.
Penularan leptospirosis terjadi melalui kontak dengan air, tanah, atau lumpur yang terkontaminasi urine hewan pengerat yang terinfeksi bakteri leptospira.
Untuk mencegah leptospirosis, anak perlu menghindari bermain di air, tanah, atau lumpur yang tercemar, terutama saat banjir.
Selain itu, anak juga perlu menjaga kebersihan luka dengan membersihkan dan menutupnya dengan perban, serta menghindari kontak dengan hewan pengerat atau urine mereka.
Jika terjadi leptospirosis, anak perlu segera mendapatkan pengobatan dari dokter.
7. Demam Berdarah
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabat oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Gejala yang timbul adalah demam tinggi, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, mual, muntah, ruam, dan bisa disertai dengan perdarahan pada kulit, gusi, atau hidung.
Penularan demam berdarah terjadi melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi virus dengue.
Untuk mencegah demam berdarah, anak perlu menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk, pakaian yang menutupi kulit, dan kelambu saat tidur.
Selain itu, anak juga perlu menerapkan gerakan 3M plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang bisa menampung air, dan mengontrol jentik nyamuk secara berkala.
Jika terjadi demam berdarah, anak perlu minum banyak cairan, mengonsumsi obat sesuai resep dokter, dan melakukan pemeriksaan darah secara rutin.
8. Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles.
Gejala yang timbul adalah demam tinggi yang berulang, menggigil, keringat dingin, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, anemia, dan bisa disertai dengan komplikasi pada otak, ginjal, atau paru.
Penularan malaria terjadi melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit Plasmodium.
Untuk mencegah malaria, anak perlu menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk, pakaian yang menutupi kulit, dan kelambu saat tidur.
Selain itu, anak juga perlu menghindari bermain di daerah yang rawan malaria, seperti hutan, rawa, atau perkebunan. Jika terjadi malaria, anak perlu segera mendapatkan pengobatan dari dokter.
9. Konjungtivitis
Konjungtivitis adalah infeksi pada mata yang ditandai dengan nyeri, mata merah, tidak kuat cahaya, berair, dan bisa disertai dengan kotoran dan lengket.
Infeksi ini mudah menular sehingga perlu dijauhkan dari orang yang sakit, tidak berbagi handuk dan barang lain, dan sering mencuci tangan agar menekan penularan1.
Untuk mencegah konjungtivitis, anak perlu menjaga kebersihan mata dengan membersihkan mata dengan air bersih atau larutan garam, menghindari mengucek mata, dan menggunakan kacamata pelindung saat berada di luar rumah. Jika terjadi konjungtivitis, anak perlu mendapatkan pengobatan dari dokter.
10. Tifus
Tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau air yang tercemar.
Gejala yang timbul adalah demam tinggi yang berlangsung lama, sakit kepala, nyeri perut, muntah, diare atau sembelit, dan bisa disertai dengan ruam kemerahan pada kulit.
Untuk mencegah tifus, anak perlu mengonsumsi makanan dan air yang bersih dan matang, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dan menghindari makanan yang dijual di pinggir jalan.
Selain itu, anak juga perlu mendapatkan vaksinasi tifus sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter.
Semoga artikel tentang jenis penyakit anak di musim hujan dapat menjadikan bunda lebih waspada terhadap berbagai penyakit yang berpotensi menyerang si kecil.